Kemudian, Tugu Pahlawan Tak Dikenal pada 1960 yang dibuat untuk memperingati banyaknya korban dari rakyat Indonesia dan tidak pernah dikenali identitasnya.
Tugu Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Manggih Gantiang pada 1949.
Tugu Panorama dalam memperingati kemerdekaan serta Tugu Pakan Kamih yang menceritakan sejarah Pasukan Beruang Agam pada 1949 yang dipimpin Asrul Datuak Rangkayo Basa.
"Semua tugu sebagai bukti sejarah perjuangan itu minim perhatian, ada yang sudah rusak, bersemak, berlumut dan lainnya, kemana perhatiannya," kata Syofyan.
Ia mengakui tidak adanya bantuan dan perhatian juga terhadap kantor ke Sekretariatan LVRI di Bukittinggi selama ini.
Syofyan Udni mengatakan dirinya pertama kali aktif dalam perjuangan pada 1959, pernah bergabung dengan Pembela Tanah Air (PETA) dan Persatuan Purnawirawan Abri (Pepabri) dan terakhir menjadi Guru di SMKN 1 Bukittinggi yang pensiun pada 2005. (Antara)