Ketika Kampung Terpencil Garabak Data "Merdeka" dengan Listrik, Ekonomi Beringsut Tumbuh

Kehadiran listrik PT PLN (Persero) di Nagari Garabak Data, Kecamatan Tigo Lurah di Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar), betul-betul membawa berkah.

Riki Chandra
Rabu, 15 Desember 2021 | 08:15 WIB
Ketika Kampung Terpencil Garabak Data "Merdeka" dengan Listrik, Ekonomi Beringsut Tumbuh
Tiang-tiang listrik berdiri kokoh di Nagari Garabak Data, Kecamatan Tigo Lurah, Kabupaten Solok. [Dok.Istimewa]

"Dulu sebelum listrik masuk, kami guru IPA ini kerepotan saat harus menggambar bagian tubuh misalnya. Habis waktu. Sekarang sudah ada listrik dan bisa kami tampilkan lewat infokus," kata guru yang akrap disapa Pak Ul itu.

"Ada materi tata surya, kalau kami gambar tentu lama. Ini untungnya ada listrik. Bisa hemat waktu dan siswa mengerti lebih cepat karena gambarnya detail," sambung Aulia yang kini mengajar di SMPN 6 Lembang Jaya itu.

Aulia merasakan betul mengajar di SMP Negeri 4 Tigo Lurah tanpa listrik. Dia lulus menjadi guru di ASN di sekolah tersebut sejak tahun 2011 dan listrik baru masuk tahun 2014.

Tak hanya soal mengajar, administrasi sekolah kini mulai lancar. Soal surat menyurat tak perlu lagi repot-repot membuat di lokasi berjaringan listrik.

Baca Juga:40 Rumah Warga Agam Diterjang Banjir, 1 Jembatan Roboh dan 3 Sepeda Motor Hanyut

"Dulu, bikin surat, cetak surat, fotocopy surat keluar dulu. Sekarang semua termudahkan. Semoga prestasi siswa juga meningkat hendaknya di masa mendatang," katanya.

Perjuangan Tigo Lurah

Tigo Lurah tercatat sebagai kecamatan terpencil dari 14 kecamatan di Kabupaten Solok. Jarak pusat pemerintahan Tigo Lurah ke kantor Bupati Solok mencapai 80 kilometer. Masyarakat yang ingin ke pusat pemerintahan Kabupaten Solok harus merogoh kocek ratusan ribu untuk biaya ongkos ojek motor.

"Kalau dari Nagari Garabak Data bisa Rp 150 ribu ke pusat kabupaten maupun ke Kota Solok. Tapi kalau dari pusat kecamatan di Nagari Batu Bajanjang sekitar Rp 40 ribu," kata salah seorang tokoh pemuda Tigo Lurah, Yusrial Dani Putra, beberapa waktu lalu.

Di era kepemimpinan Bupati Solok Syamsu Rahim (2010-2015), Kabupaten Solok masih berstatus daerah tertinggal dan penyebabnya adalah Tigo Lurah. Bahkan, transportasi kuda beban masih ada di Garabak Data, karena tak bisa dilewati kendaraan roda dua dan roda empat.

Baca Juga:Banjir Terjang Kawasan Solok Selatan, 2 Rumah Warga Hanyut

Secara beringsut, Tigo Lurah mulai bangkit dari ketertinggalan. Salah satu hal yang melepaskan status Tigo Lurah dari daerah terisolir adalah karena masuknya aliran listrik PT PLN (Persero).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak