SuaraSumbar.id - Gunung Marapi erupsi kembali mengguncang wilayah Sumatera Barat (Sumbar) pada Jumat (25/7/2025) sore.
Pos Gunung Api (PGA) melaporkan, letusan gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar itu berlangsung selama 46 detik dan direkam dengan amplitudo maksimum mencapai 26,5 milimeter.
"Erupsi Gunung Marapi pukul 17.30 WIB ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 26,5 milimeter serta berdurasi sekitar 46 detik," kata Petugas PGA Gunung Marapi, Ahmad Rifandi.
Namun begitu, tinggi kolom abu vulkanik tidak bisa dipastikan karena tertutup awan tebal. Gunung setinggi 2.891 meter di atas permukaan laut itu masih berstatus Level II atau Waspada, yang berarti masyarakat dilarang melakukan aktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah utama, Kawah Verbeek.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) turut mengingatkan potensi lahar dingin, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai yang berhulu dari puncak gunung. Kondisi ini berisiko tinggi saat musim hujan atau jika terjadi hujan lokal di sekitar kawasan puncak.
“Apabila terjadi hujan abu, masyarakat diimbau menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan pernapasan,” imbuh Ahmad Rifandi.
Terpisah, petugas PGA lainnya, Teguh, mengungkapkan bahwa tumpukan material vulkanik akibat letusan dapat menyebabkan terbentuknya aliran deras yang sewaktu-waktu bisa memicu banjir lahar dingin.
"Ini cukup berbahaya ya, terutama untuk daerah-daerah di sekitar aliran sungai yang berhulu langsung dari puncak Gunung Marapi," ujar Teguh.
Peringatan ini merujuk pada kejadian tragis 11 Mei 2024, saat banjir lahar dingin menghantam sejumlah wilayah di Agam dan Tanah Datar, mengakibatkan puluhan korban jiwa dan kerusakan parah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, lebih dari 60 orang tewas dalam bencana tersebut. Sejak saat itu, pengawasan aktivitas Gunung Marapi terus ditingkatkan.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mematuhi semua arahan dari pihak berwenang terkait aktivitas gunung api dan potensi bencana turunan seperti lahar dingin. Situasi Gunung Marapi saat ini menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik masih cukup aktif dan perlu dipantau secara intensif. (Antara)