Disentil Andre Rosiade, Bupati Solok Blak-blakan Buka Sejarah Bisnisnya di Pelindo II

Epypardi membantah keras pernyataan Andre yang terkesan menyudutkannya.

Riki Chandra
Kamis, 01 Juli 2021 | 19:25 WIB
Disentil Andre Rosiade, Bupati Solok Blak-blakan Buka Sejarah Bisnisnya di Pelindo II
Bupati Solok, Epyardi Asda. [Suara.com/Dok.Humas Pemkab Solok]

SuaraSumbar.id - Bupati Solok Epyardi Asda betul-betul geram dengan pernyataan Anggota DPR RI Andre Rosiade yang menyebut perusahaanya, PT Kaluku Maritama Utama (KMU) 'anak emas' dalam bisnis bongkar muat di Pelabuhan PT Pelindo II.

Epypardi membantah keras pernyataan Andre yang terkesan menyudutkannya. Dia pun blak-blakan menerangkan sejarah perjuangan 'berdarah-darahnya' membangun bisnis di Pelindo II, jauh sebelum menjadi Anggota DPR RI kala itu.

Menurut politisi Partai PAN itu, perjuangannya membangun bisnis di Pelabuhan dimulai dari bawah. Bahkan jauh sebelum terjun ke panggung politik, Epyardi Asda mengaku telah membangun PT KMU dan bekerjasama dengan PT Pelindo II di Pelabuhan Tanjung Priok.

"Sejak tahun 1996, saya sudah bekerjasama dengan PT Pelindo II dan jauh sebelum saya menjadi anggota DPR. Saya tahun 2000 saja sudah menjadi terminal operator di pelabuhan. Kontraknya cuman 5 tahun," katanya kepada SuaraSumbar.id, Kamis (1/7/2021).

Baca Juga:Bisnisnya Disorot, Bupati Solok Sebut Andre Rosiade Dungu dan Iri dengan Popularitasnya

Tahun 2005, kata Epyardi, kembali dilakukan tender dan perusahaannya kembali menang. Tahun 2010, Dirut PT Pelindo II berganti dan mereka menginginkan PT Pelindo menjadi pelabuhan bertaraf internasional.

"Dirut baru ini (Tahun 2010) ingin PT Pelindo berkelas dunia dan menambah pelakunya (tender). Makanya orang yang bekerja di pelabuhan harus yang profesional dan mau berinvestasi," katanya.

Tahun 2011 hingga 2014, terang putra Singkarak itu, dilakukanlah evaluasi terhadap sekitar 70-an perusahaan yang beroperasi di Pelabuhan Tanjung Priok.

Setelah diseleksi, terpilih sabanyak 16 perusahaan yang berhak bekerjasama dengan PT Pelindo II dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.

"Dari 16 itu, perusahaan saya (PT KMU) mendapat rangking 2. Nah, disitu diumumkan direksi utamanya, dari yang lolos ini harus melakukan investasi di Pelabuhan Tanjung Priok, supaya sebagai orang yang profesional, saya sambut (berinvestasi) karena keinginan direksi menjadi PT Pelindo berkelas dunia," katanya.

Baca Juga:Sentil Bongkar Muat Pelindo II, Andre Rosiade Sebut Perusahaan Bupati Solok 'Anak Emas'

Sebagai pemilik PT KMU, Epyardi Asda diminta direksi PT Pelindo II untuk berinvestasi sebanyak 5 unit AMC, termasuk tracking dan lainnya. Satu AMC ketika itu saja harganya mencapai 3 juta euro.

"Kalau dirupiahkan, sekarang harganya Rp 60 miliar. Saya wajib berinvestasi 5 unit AMC. Lalu diwajibkan lagi berinvestasi untuk alat di darat seperti truk yang jumlah ratusan," tuturnya.

Setelah itu, direksi PT Pelindo menjanjikan bagi kapal yang ke Tanjung Priok harus memenuhi target sebagaimana intruksi dari Presiden yang ingin menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok berkelas dunia dengan kerja cepat.

"Jadi semua kapal itu bongkar muatnya harus melalui kran darat. Itu keinginan awalnya karena ketika itu sangat visioner sekali dan beliau yang mengubah Pelindo ke arah yang lebih baik," terangnya.

Menurut Epyardi, siapa yang berinvestasi akan diberikan kontrak 15 hingga 20 tahun. Setelah dipilah-pilah ada dua; ada yang kontener dan untuk general kargo.

"Saya di general kargo. Karena saya memang spesialis general kargo. Waktu itu, kebetulan keinginan direksi belum bersambung dan banyak yang protes, karena kapal-kapal yang dari luar negeri itu kebanyakan kelengkapannya juga bagus. Sehingga investasi saya tidak maksimal melakukan kegiatan kegiatan bongkar muat melalui crane yang saya diinvestasikan," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini