SuaraSumbar.id - Kasus dugaan sodomi yang dilakukan oknum pondok pesantren (ponpes) M Natsir mendapat perhatian serius Bupati Solok Epyardi Asda. Dia mengaku telah menyambangi ponpes tersebut bersama jajaran Polres Solok Arosuka.
Epyardi Asda mengatakan dari hasil kunjungan lapangan ke ponpes M Natsir, diperoleh informasi bahwa ada belasan anak yang menjadi korban pelecehan seksual pengasuh ponpes yang masih diburu itu.
Hanya saja, kata Epyardi, baru sekitar 8 orang yang melaporkan kejadian itu ke polisi. Sebagian lainnya memilih tidak melaporkan dengan alasan malu karena aib keluarga.
"Kami bersama Polres Arosuka dan tim sudah ke sana (ponpes M Natsir). Sudah melapor 8 orang dan korban lain malu untuk melapor, katanya aib keluarga," katanya kepada SuaraSumbar.id melalui pesan WhatsApp, Rabu (16/6/2021).
Baca Juga:Komentar LKAAM Sumbar Soal Maraknya Kasus Pelecehan Seksual di Sekolah
Bupati Solok meminta agar persoalan ini diusut tuntas agar ke depan tidak ada lagi praktek aksi bejat ini terjadi di lingkungan sekolah. Pihaknya juga akan melakukan pembinaan bagi korban-korban pelecehan tersebut.
"Baik, untuk pembinaan ataupun proses hukum akan kami lakukan," katanya.
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Solok Arosoka Iptu Rifki Yudha Ersanda sebelumnya mengungkapkan bahwa korban yang melapor baru 3 orang dan dari hasil penyelidikan korban bukanlah santri, melainkan anak-anak warga sekitar.
"Hasil penyelidikan, yang menjadi korban bukanlah santri, melainkan anak warga sekitar yang sering main dilingkungan pesantren" katanya.
Dalam menggencarkan aksinya, pelaku yang sudah sudah ditetapkan sebagai tersangka mengimingi korban dengan bermain game. Setelah berhasil dibujuk, pengasuh tersebut baru menggencarkan aksinya.
Baca Juga:Keren! Kampung Rendang dan Adat Balai Kaliki Payakumbuh Masuk Nominasi API 2021
Terungkapnya kasus ini berawal dari laporan salah satu keluarga santri, dimana sang korban mengaku sakit saat buang air besar. Dari pengakuan pihak keluarga, diduga bahwa anaknya telah menjadi korban pelecehan seksual dan terjadi di lingkungan pondok pesantren.
Kontributor : B Rahmat