SuaraSumbar.id - Vendor program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Pariaman, Sumatera Barat, memanfaatkan waktu penghentian sementara untuk melakukan evaluasi menyeluruh terkait pelaksanaan kegiatan yang telah berjalan selama lima hari. Program ini sebelumnya menyasar 3.497 siswa dari 16 sekolah di Pariaman Tengah.
Pengurus Yayasan Asmaul Kalidamang, Fakhriati, mengungkapkan bahwa evaluasi meliputi berbagai aspek, termasuk pendistribusian dan masalah teknis yang sempat menjadi kendala selama pelaksanaan program.
“Waktu ini merupakan kesempatan bagi kami untuk mengevaluasi kekurangan yang ada dalam pelaksanaan sebelumnya,” ujar Fakhriati, Selasa (14/1/2025).
Sebagai bagian dari evaluasi, vendor juga menyiapkan pengelolaan limbah di dapur serta memperbaiki tata letak fasilitas seperti kompor dan peralatan lainnya untuk memastikan kelancaran operasional.
Baca Juga:Sempat Dihentikan, Makan Bergizi Gratis di Pariaman Lanjut Pakai Ompreng Permanen
“Ini waktu kami berbenah, menyiapkan semua fasilitas sesuai standar yang ditetapkan,” tambah Fakhriati.
Penghentian sementara ini, menurutnya, membawa dampak positif karena memberikan waktu untuk mempersiapkan seluruh aspek pelaksanaan dengan lebih baik.
Salah satu poin evaluasi utama adalah penggunaan wadah plastik sekali pakai yang menjadi alasan penghentian sementara program.
Untuk memenuhi rekomendasi Badan Gizi Nasional (BGN), vendor telah memesan 3.500 wadah permanen (omprengan) dari perusahaan di Pulau Jawa.
“Pengiriman diperkirakan tiba antara 16-20 Januari, dan kami berharap dapat memulai kembali program ini pada pekan keempat Januari 2025,” jelasnya.
Baca Juga:Polisi Tetapkan 153 Tersangka, Pariaman Berupaya Tekan Lonjakan Kriminalitas
Program MBG di Kota Pariaman dirancang untuk meningkatkan asupan gizi anak-anak sekolah. Dengan evaluasi dan perbaikan yang dilakukan, diharapkan pelaksanaan program ini ke depan akan lebih optimal dan memberikan dampak positif yang lebih besar.
Vendor dan pemerintah daerah berkomitmen untuk memastikan bahwa program ini berjalan sesuai dengan standar dan memberikan manfaat maksimal bagi para penerima.
Penghentian sementara ini menjadi langkah penting untuk memperbaiki kekurangan dan memastikan keberlanjutan program secara lebih baik di masa depan.
Kontributor : Rizky Islam