SuaraSumbar.id - Dalam tradisi banyak masyarakat, mengubur ari-ari bayi merupakan salah satu ritual penting yang dilakukan setelah kelahiran. Menurut kepercayaan yang berlaku, praktik ini memiliki arti spiritual dan simbolis bagi perkembangan bayi.
Meskipun tidak ada doa khusus yang disebutkan dalam hadits shahih untuk mengubur ari-ari, umat Muslim biasanya memulai kegiatan ini dengan membaca basmalah sebagai bentuk penyerahan diri kepada Allah SWT. Berikut adalah lafadz basmallah dalam bahasa Arab, latin, dan terjemahannya:
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Bismillahirrahmanirrahim
Baca Juga:Lengkap! Doa Weton Ketika Kita Ulang Tahun
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pemurah lagi maha penyayang.”
Tata cara mengubur ari-ari bayi umumnya berbeda-beda di setiap daerah, namun langkah-langkahnya memiliki kesamaan.
Setelah bayi lahir, ari-ari dibersihkan dan biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan atau bidan.
Ari-ari kemudian dibungkus dengan kain dan dimasukkan ke dalam wadah seperti periuk tanah, lalu ditutup dengan cobek atau tempurung kelapa.
Mengubur ari-ari biasanya dilakukan oleh ayah bayi. Lubang digali dengan kedalaman sekitar satu lengan dan letaknya disesuaikan berdasarkan jenis kelamin bayi; di sebelah kiri rumah untuk bayi perempuan dan di kanan untuk bayi laki-laki. Jika ayah tidak tersedia, kakek atau saudara laki-laki terdekat bayi dapat melakukannya.
Baca Juga:Doa Nabi Yusuf Supaya Kita Dicintai dan Memikat Wanita
Sebelum proses penguburan, disarankan untuk melakukan mandi junub atau mandi wajib agar berada dalam kondisi suci.
Ari-ari kemudian dibawa ke lokasi penguburan, ditimbun dengan tanah, dan di atasnya dapat dipasang pagar bambu atau ditutup dengan keranjang atau genting.
Tradisi ini juga melibatkan ritual pemberian penerangan pada ari-ari setelah 35 hari, yang dimaksudkan agar bayi selalu mendapat penerangan dalam perjalanan kehidupannya.
Ritual mengubur ari-ari bayi ini bukan hanya simbolis, tetapi juga menjadi bagian penting dari tradisi dan budaya setempat, serta merefleksikan kepercayaan dan nilai-nilai spiritual yang dipegang oleh masyarakat.
Kontributor : Rizky Islam