Menguatkan Peran Niniak Mamak Membetengi Generasi Muda dari Degradasi Moral

Niniak Mamak memiliki peran penting dalam membentuk karakter generasi muda di Minangkabau.

Riki Chandra
Kamis, 01 Desember 2022 | 18:15 WIB
Menguatkan Peran Niniak Mamak Membetengi Generasi Muda dari Degradasi Moral
Bimtek Peningkatan Kapasitas Pemangku Adat yang digelar Dinas Kebudayaan Sumbar. [Dok.Istimewa]

SuaraSumbar.id - Niniak Mamak memiliki peran penting dalam membentuk karakter generasi muda di Minangkabau. Sebagai pemangku adat, Niniak Mamak punya tanggungjawab berat untuk melindungi anak, kemenakan, suku, kampung dan nagarinya sendiri.

Pesan itu disampaikan Gubernur Sumbar melalui Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Syaifullah dalam kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Pemangku Adat dengan tema "Ka Pai Tampek Batanyo, Ka Pulang Tampek Babarito" yang digelar di Padang pada 26 November 2022 lalu.

Atas beratnya tugas tersebut, Niniak Mamak dituntut cerdas. Selain beradaptasi dengan kemajuan zaman, para pemangku adat harus terus menjaga nilai-nilai adat agama.

“Ninik mamak mesti punya 4 sifat utama seperti kepemimpinan Nabi Muhammad SAW yang disebut dengan Sifat Panghulu Nan Ampek. Siddiq (benar), Tabligh (menyampaikan), Amanah (dipercaya) dan Fathonah (cerdas),” katanya.

Baca Juga:Pemprov Sumbar Diminta Naikkan Upah Guru Honorer dari Rp 50 Ribu Jadi Rp 100 Ribu per Jam

Ancaman degradasi moral di kalangan generasi muda kian tak terbendung. Maka dari itu, sangat dibutuhkan peran Niniak Mamak untuk membentengi dan membekali anak-anak muda dengan akhlak yang baik. Sesuai dengan acaran Islam dan adat Minang.

Salah satu pemicu degradasi moral ini adalah rendahnya pemahaman agama dan adat di kalangan generasi muda. Dengan begitu, mereka gampang terjebak pergaulan bebas, narkoba hingga LGBT.

"Kemajuan teknologi semakin pesat. Pengaruh budaya barat tak terhindari, apalagi kalau pengawasan orang tua, Niniak Mamak dan Bundo Kanduang kurang," katanya.

Salah satu bentuk peran Niniak Mamak, harus dapat lebih tegas menjatuhkan sanksi sosial. Sebab, bila sanksi dijatuhkan, maka tidak akan ada lagi pembelaan lain yang bisa menggugatnya.

Pemprov Sumbar telah melahirkan beberapa aturan dalam menguatkan kehidupan masyarakat Minangkabau yang berlandaskan falsafah ABS-SBK. Melalui Perda Provinsi Sumbar Nomor 6/2014 tentang Penguatan Lembaga Adat dan Pelestarian Nilai Budaya Minangkabau. Hal ini sebagai bukti bahwa Sumbar adalah daerah otonom memiliki adat istiadat dan budaya sendiri, yakni “Adat Minangkabau”.

Baca Juga:Anggota DPRD Inisial RS Dituding Intervensi Proyek Pemprov Sumbar, Rahmat Saleh Bereaksi: Jabatan Saya Taruhannya!

“Setelah pelaksanaan bimtek ini nantinya, Niniak Mamak dan alim ulama semua bisa lebih percaya diri dalam membimbing anak, kemenakan, suku dan kaum serta nagari dalam melestarikan dan menjaga tradisi adat Minangkabau ini,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Sejarah, Adat dan Nilai-Nilai Tradisi Dinas Kebudayaan Sumbar, Fadhli Junaidi mengatakan, bimtek ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan tugas para Niniak Mamak di Minangkabau. Kegiatan itu dihadiri oleh 156 orang Niniak Mamak dari Kabupaten Sijunjung.

“Bimtek ini terjuwud berkat kerjasama Dinas Kebudayaan Sumbar yang didukung anggaran dari Anggota DPRD Sumbar Daswanto melalui aspirasinya," katanya.

Dalam bimtek tersebut, Dinas Kebudayaan Sumbar menghadirkan sejumlah narasumber. Masing-masing, Anggota Komisi V DPRD Sumbar, Daswanto dengan tema “Peran Legislatif Dalam Mempertahankan Kearifan Lokal Minangkabau di Era Global”.

Buya Mas’oed Abiddin dengan materi “Peran Pemangku Adat Menjaga Demokrasi Dalam Perspektif Adat dan Budaya Minangkabau”. Dr. Aidinil Zetra, M.A, Akademisi Universitas Andalas pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan materi “Peran Pemangku Adat Menjaga Demokrasi Dalam Perspektif Adat dan Budaya Minangkabau”.

Kemudian, Mamanto Fani yang merupakan seorang motivator dan pembicara nasional dengan materi “ Spiritual Kepemimpinan Pemangku Adat”.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak