Di hari yang sama, jajaran Polresta Padang berhasil menciduk 6 orang siswa SMK yang diduga terlibat tawuran pelajar. "Setelah berita viral dan tersebar di media sosial, Tim Klewang Satreskrim Padang melakukan penyelidikan di lapangan. Akhirnya kami bisa amankan 6 orang," kata Kanit Opsnal Polresta Padang Ipda Adrian Afandi, Kamis (28/7/2022) malam.
Menurut Adrian, keenam pelajar itu ditangkap saat masih berkumpul di suatu tempat. Dua di antaranya masih memegang senjata tajam yang diduga digunakan dalam melakukan aksi tawuran tersebut.
"Semua yang ditangkap berasal dari sekolah berbeda. Ada yang dari SMK 5, SMK Tamsis, SMK Nusatama. Mereka bersatu dengan SMK yang lainnya menyerang SMKN 1 Padang," tuturnya.
Saat ini, jajaran Polresta Padang masih menyelidiki keberadaan pelaku lainnya yang terindikasi terlibat aksi tawuran, termasuk ketua dalam penyerangan itu.
"Kita sudah monitor ketua gorup atau ketua penyerangannya. Dia merupakan siswa pecatan dari salah satu sekolah," katanya.
4. Gubernur Sumbar Singgung Kepsek dan Orang Tua
Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah turut mengomentari kasus tawuran pelajar SMK di Kota Padang. Menurutnya, aksi anarkis siswa itu tak terlepas dari tanggungjawab kepala sekolah (kepsek) dan para orang tua.
Dengan kata lain, selama anak-anak mengikuti proses belajar mengajar merupakan tanggung jawab kepala sekolah. Kemudian jika di rumah adalah tanggung jawab orang tua.
"Perlu pengendalian agar tidak terjadi tawuran pelajar. Jika di sekolah, kepala sekolah harus bisa mengendalikan. Kemudian orang tua juga harus bisa menjaga anaknya ketika di rumah," katanya.
Dalam hal ini, kata Mahyeldi, juga penting peran masyarakar agar tidak terjadi lagi tawuran antar pelajar. Artinya, tempat aktivitas pelajar harus terus di perhatikan.
"Kita harus bangun kepedulian bersama demi tumbuh kembang anak. Generasi muda harus di ajak ke sekolah, surau dan rumah. Ketiga tempat ini harus bersinergi dalam hal pengawasan aktifitas anak," ucapnya.