BPS mencatat bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan kontribusi terbesar terhadap inflasi y-on-y, yaitu sebesar 0,73 persen, diikuti oleh kelompok kesehatan sebesar 0,17 persen dan restoran sebesar 0,23 persen.
Sebaliknya, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan menjadi satu-satunya yang menyumbang deflasi y-on-y sebesar 0,02 persen.
Kepala BPS Sumbar, Sugeng Arianto, menekankan pentingnya pengendalian harga komoditas utama untuk menjaga stabilitas ekonomi di Bukittinggi dan wilayah Sumbar secara keseluruhan.
“Kolaborasi antara pemerintah daerah dan pelaku usaha sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara penawaran dan permintaan,” ujar Sugeng.
Baca Juga:Polresta Bukittinggi Perketat Pemeriksaan Senjata Api Personel
Dengan catatan inflasi tertinggi ini, Bukittinggi diharapkan dapat memperkuat strategi pengendalian harga dan mendorong daya beli masyarakat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil di tahun mendatang.
Kontributor : Rizky Islam