Ia mengusulkan konsep “rumah healing” yang telah diterapkan di Padang Panjang melalui Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) untuk menangani masalah sosial, termasuk kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Kami akan memperluas konsep rumah healing ini di Kota Padang agar lebih banyak masyarakat yang mendapatkan layanan sosial yang tepat,” kata Fadly.
Ia juga menegaskan pentingnya reformasi anggaran daerah yang lebih berpihak pada program pemberdayaan daripada proyek-proyek yang hanya bersifat simbolis.
Sementara itu, calon petahana Hendri Septa memberikan pandangannya terkait perlindungan perempuan dan anak dengan mengangkat capaian Kota Padang sebagai Kota Layak Anak tahun 2023.
Baca Juga:Bawaslu Padang Temukan Dugaan Kampanye di 2 Masjid, Kandidat Siap-siap Disanksi?
Menurut Hendri, Pemkot Padang telah melibatkan banyak perempuan dalam program-program pemberdayaan, namun ia mengakui masih ada tantangan besar, seperti tawuran remaja yang perlu ditangani bersama.
“Kami akan memperkuat konsep Tigo Tungku Sajarangan, yaitu kolaborasi antara keluarga, pemerintah, dan masyarakat, untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi anak-anak,” ujar Hendri.
Debat ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai komitmen dan program-program yang diusung oleh masing-masing calon untuk menjadikan Padang sebagai kota yang lebih ramah dan aman bagi perempuan dan anak.
Masyarakat Kota Padang kini menanti implementasi nyata dari setiap gagasan yang ditawarkan para calon dalam Pilkada 2024 mendatang.
Kontributor : Rizky Islam