Kasus Dehidrasi di Sumbar Melandai, Peningkatan Kasus Akibat Pencemaran Sumber Air

Sementara itu, 59 orang atau sekitar 30 persen dari total kasus masih dirawat dengan kondisi dehidrasi tingkat ringan hingga sedang, dan 179 orang atau 70 persen telah sembuh.

Bernadette Sariyem
Jum'at, 10 Mei 2024 | 21:42 WIB
Kasus Dehidrasi di Sumbar Melandai, Peningkatan Kasus Akibat Pencemaran Sumber Air
ilustrasi diare. (pixabay.com)

SuaraSumbar.id - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, dr Lila Yanwar, melaporkan jumlah kasus dehidrasi telah menunjukkan penurunan setelah terjadi lonjakan signifikan pada awal Mei 2024.

Hingga Selasa, 7 Mei, tercatat total 238 kasus sejak 18 April, dengan puncak peningkatan terjadi antara 1 Mei hingga 5 Mei, mencapai rata-rata 20 kasus per hari.

"Kondisi saat ini sudah mulai melandai, dan tidak ada kasus berat yang sedang dirawat," kata dr. Lila dalam rilis di Sumbarprov.go.id pada Jumat (10/5/2024).

Dari jumlah tersebut, lima korban meninggal adalah balita, menunjukkan tingkat mortalitas sekitar 2 persen.

Baca Juga:Kasus Diare Massal di Pesisir Selatan Diklaim Melandai, Total Terjangkit 238 Orang

Sementara itu, 59 orang atau sekitar 30 persen dari total kasus masih dirawat dengan kondisi dehidrasi tingkat ringan hingga sedang, dan 179 orang atau 70 persen telah sembuh.

Penyebab utama dari wabah ini diduga kuat adalah pencemaran pada sumber mata air Pincuran Langik, yang berdampak pada kualitas air minum di beberapa depot air isi ulang dan sumur lokal.

"Hasil pemeriksaan sampel feses pasien menunjukkan peningkatan kadar E. coli," ungkap dr. Lila, berdasarkan hasil analisis laboratorium kesehatan daerah dan laboratorium Universitas Andalas.

Selain itu, pemeriksaan sampel air minum oleh BPOM masih dalam proses, dan untuk memastikan tidak ada kontaminan lain, dilakukan pemeriksaan lanjutan menggunakan PCR oleh Lab Unand yang mengkonfirmasi keberadaan E. coli, namun jenis spesifik bakteri tersebut masih dalam penyelidikan.

Dalam respons terhadap situasi ini, Kadinkes Provinsi Sumatera Barat telah bekerja sama dengan Asisten 1 Pemkab Pesisir Selatan mengunjungi perangkat kecamatan dan mengimbau warga untuk tidak mengonsumsi air yang belum dimasak.

Baca Juga:Kasus Diare Massal di Pesisir Selatan: 190 Orang Terpapar, 5 Meninggal Dunia

Pemkab Pesisir Selatan juga meningkatkan pengawasan terhadap depot air isi ulang, meminta agar depot membersihkan dan jika perlu mengganti saringan pada alat yang digunakan.

Sebagai langkah pencegahan lebih lanjut, Dinas Kesehatan bersama jajaran terkait melakukan pemantauan sampai ke tingkat keluarga dan mengirimkan bantuan cairan dan Zink ke RS. M Zein serta program pemberian makanan tambahan untuk balita.

Kontributor : Rizky Islam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini