SuaraSumbar.id - Kasus diare massal yang merebak di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), mulai melandai. Namun, sebagian masih dalam perawatan medis.
"Sebagian besar dari pasien dehidrasi sedang dan berat sudah sembuh. Memang masih ada yang dalam perawatan tapi tidak dalam kondisi berat," kata Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Lila Yanwar, dalam keterangannya, Rabu (8/5/2024).
Sejak 18 April 2024, jumlah kasus diare yang dilaporkan mencapai 238 kasus. Peningkatan drastis terjadi pada periode 1-5 Mei dengan rata-rata 20 kasus per hari. Dari jumlah tersebut, 5 orang balita meninggal dunia.
Lila mengatakan, diare diduga dipicu pencemaran sumber mata air Pincuran Langik atau sumber mata air lainnya yang tercemar. Sebab, mayoritas masyarakat konsumsi air minum dari depot air minum, PDAM dan sumur.
"Hasil pemeriksaan feses pasien di Labkesda Provinsi dan Laboratorium Unand menunjukkan peningkatan kadar E.Coli. Sampel ini diambil pada 2 Mei. Kalau pemeriksaan contoh air minum dari BPOM masih menunggu hasil," katanya.
menurut Lila, agar pemeriksaan lebih akurat dan diyakini tidak ada faktor penyebab lain, dilakukan pemeriksaan lanjutan menggunakan PCR oleh laboratorium Unand dan ternyata memang yang ditemukan hanya E.Coli saja. Namun, jenis E.Coli-nya masih diselidiki.