SuaraSumbar.id - Seorang kakek-kakek di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mendadak viral di media-media sosial.
Itu setelah video dirinya marah-marah karena tidak mendapatkan uang setelah menjadi juara kompetisi catur, diunggah ke media sosial.
Kakek bernama Iyan Bakul tersebut protes karena tidak mendapatkan uang setelah menjuarai lomba catur dalam ajang Pekan Olahraga Kabupaten atau Porkab Kotim.
Seperti dilihat SuaraSumbar.id di akun Instagram @andreli_48, Minggu (12/6/2022), kakek Iyan Bakul duduk di atas motor.
Dia tampak meluapkan amarahkan kepada sejumlah orang di pinggiran jalan.
"Gak ada uangnya, cuma dapat medali emas dan sertifikat aja, untuk apa," kecamnya dengan nada tinggi.
"Bapak memang dapat juara berapa?" tanya seorang pemuda.
"Juara satu dan juara tiga, perunggu," jawabnya.
"Terus bapak dapat apa?" kata si pria yang menanggapinya.
Baca Juga:Geger Nabi Nanang Khotbah via Facebook, Ini Ajaran-ajarannya
Dengan nada semakin tinggi Iyan Bakul mengatakan, "Dapat kertas ini nih sama dapat plastik, medali, apaan."
Iyan Bakul lantas mencerocos, "Kertas gak bisa dimakan, medali gak bisa dimakan, untuk apa. Gak ada uangnya."
Iyan Bakul lantas membanting medali emas yang didapatnya ke jalanan.
Kontan saja video itu mendapat tanggapan beragam dari publik. Ada yang membela ada juga yang berusaha menjelaskan duduk perkara porkab.
"Panitia kere, cari nama tpai cuma modal air liuar," kecam @platxxx.
"Untuk apa diadakan turnamen jika tidak ada hadiahnya? Buang-buang anggaran, cuma pencitraan doang," kata @meixxx.
Sementara akun @papaxxx mengatakan, "Itu di video, si bapaknya saja gak sabar. Biasanya pembagian bonus dari daerah untuk yang mendapatkan medali dibagikan saat pembubaran kontingen. Gak mungkin langsung pas hari itu dapat medali, bonus diberikan."
"Nafsu besar, otak kurang," kata @isyam.
Akun @papaxxx lantas menjelaskan, "Dari dulu juga yang namanya porkab, porda, PON gak dapat hadiah uang dari penyelenggara. Dapatnya piagam sam medali. Nanti bonus diberikan dari daerah yang dia wakili. Kalau mau dapat hadiah uang dari penyelenggara, ikut turnamen open yang diadakan pihak swasta, jadi atlet pro."
Sementara, Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia Kotim, Ahyar Umar, mengatakan porkab adalah ajang kompetisi multieven yang digelar empat tahun sekali.
"Beda dengan yang diadakan swasta. Even ini tanpa ada hadiah, hanya medali. uang hanya bentuk bonus pada atlet yang mewakili daerah," kata Ahyar.
Dia memastikan, sejak awal panitia porkab tak pernah menjanjikan hadiah kepada atlet.
"Melainkan berupa bonus melalui pemda masing-masing yang disalurkan ke kecamatan untuk atlet berprestasi. Pemda sudah menyalurkan ke masing-masing kecamatan Rp 25 juta. Untuk bonus, bukan kewenangan KONI, tapi masing-masing kecamatan," tegasnya.
Kontributor : Rizky Islam