Video Viral Cewek Pakai Tanktop Lakukan Sosial Eksperimen, Publik Salfok dengan Pria di Sebelah Istrinya

"Sosial eksperimen yuk, kita lihat ekspresi orang-orang sekitar," demikian keterangan video tersebut.

Chandra Iswinarno
Kamis, 28 April 2022 | 16:13 WIB
Video Viral Cewek Pakai Tanktop Lakukan Sosial Eksperimen, Publik Salfok dengan Pria di Sebelah Istrinya
Seorang perempuan melakukan sosial eksperimen memakai busana seksi dan lewat di tengah-tengah keramaian. Diduga, hal itu dilakukan di Bali. [TikTok]

Menurut riset dari Hollaback di 42 kota di seluruh dunia, 71 persen perempuan pernah mengalami street harassment sejak usia puber (11-17 tahun), dan lebih dari 50 persen di antaranya termasuk pelecehan fisik. Namun catcalling dan street harassment sendiri adalah fenomena yang masih jarang sekali diteliti dan dibahas lebih lanjut.

Oleh karena itu, isu ini seringkali masih dianggap remeh, dianggap sebagai sesuatu yang akan dimaklumi, seolah hal ini dianggap wajar sehingga perempuan harus memaklumi perlakuan tersebut.

Street harassment seringkali dikaitkan dengan pemerkosaan. Di sini kita tidak akan berbicara mengenai pemerkosaan yang bisa menjadi satu tulisan berbeda.

Namun ada benang merah yang bisa ditarik dari keduanya, bahwa kerap kali perempuan sendirilah yang disalahkan, karena memakai pakaian yang dianggap “terlalu terbuka” atau “mengundang”.

Baca Juga:Viral Video Pemudik Angkut Motor Sampai Atap Mobil Penuh, Netizen: Itu Mah Pindahan

Padahal sebenarnya, paham bahwa perempuan berhak menerima perlakuan tertentu karena caranya berpakaian dan berpenampilan adalah bagian dari rape culture.

Perlu ditanamkan bahwa, no matter what they choose to wear, they are not asking to be raped!

Sebagian besar laki-laki tidak pernah mendapatkan catcalling oleh perempuan. Mereka yang berjalan di jalanan gang atau tempat ramai dengan muka cemberut tidak akan pernah diminta untuk tersenyum oleh wanita yang dilewatinya.

Laki-laki tidak akan pernah mendapatkan perkataan mengenai tubuhnya atau mendengar apa yang dilakukan seorang perempuan kepadanya tanpa persetujuan lelaki tersebut. Situasi ini mencerminkan, bentuk pelecehan adalah berdasarkan gender.

Beberapa orang menganggap sepele hal ini karena beranggapan, para lelaki hanya mengungkapkan pujian dan tanda bahwa kamu “menarik”, sehingga mendapat perhatian. Perlu ditekankan bahwa komentar yang bernada seksual bukanlah pujian.

Baca Juga:Bapak Kos Ungkap Perasaan Cinta, Perempuan Ini Sampai Risi Berkali-kali Diganggu

Apakah dalam situasi tersebut kamu memiliki alasan dan menginginkannya terjadi? Apakah terdapat persetujuan secara baik, di mana perempuan hanya dianggap objek saja.

Semua orang memiliki hak atas tubuhnya sendiri, yang berarti tak sembarang orang berhak mengomentari tubuh dan penampilan perempuan. Seolah tubuh perempuan di publik hanya untuk dinikmati saja, menjadi milik publik dan bukan milik dirinya sendiri

Stop Telling Women to Smile adalah sebuah pergerakan yang digagas oleh seniman asal New York bernama Tatyana Fazlalizadeh. Untuk melawan pelecehan seksual berdasarkan gender, ia membuat kampanye untuk meningkatkan kesadaran dengan seni sindiran di publik terbuka.

Kontributor : Rizky Islam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini