Sejarah dan Asal-usul Sate Padang: Jenis-jenis Hingga Rekomendasi Rumah Makan Padang

Sate Padang adalah satu dari sekian banyak kuliner dari Sumatera Barat yang terkenal di Indonesia.

Pebriansyah Ariefana
Senin, 11 Oktober 2021 | 13:58 WIB
Sejarah dan Asal-usul Sate Padang: Jenis-jenis Hingga Rekomendasi Rumah Makan Padang
Sate Padang.

SuaraSumbar.id - Sejarah sate Padang dan asal usul Sate Padang. Sate Padang adalah satu dari sekian banyak kuliner dari Sumatera Barat yang terkenal di Indonesia.

Sama seperti sate dari daerah lainnya, Sate Padang juga terdiri dari potongan daging yang ditusuk di tangkai bambu dan dibakar di atas bara api.

Namun yang membedakan adalah kuahnya kentalnya yang kaya rempah, seperti sereh, kunyit, ketumbar dan cabai. Perpaduan rempah tersebut menghasilkan rasa pedas dan gurih yang kuat.

Seperti ditulis laman saribundo.biz, daging yang paling banyak digunakan untuk Sate Padang adalah daging sapi. Namun ada juga yang menggunakan daging kerbau. Tak hanya dagingnya, bagian tubuh sapi atau kerbau lainnya juga bisa diolah menjadi Sate Padang, seperti lidah sapi, jeroan seperti hati dan jantung serta tetelannya. Dipadu dengan potongan ketupat, lalu disiram dengan kuah kentalnya, ditambah taburan bawang goreng, menjadikan sate padang kuliner yang sangat memanjakan lidah.

Baca Juga:Belum Vaksin, Presiden Brasil Dilarang Nonton Laga Santos vs Gremio

Sekilas Sejarah Sate Padang

Sate Padang [Dokumen foto akun FB @Sate Padang]
Sate Padang [Dokumen foto akun FB @Sate Padang]

Namun tak ada catatan resmi mengenai asal usul Sate Padang, serta siapa yang pertama kali membuatnya. Laman campaniarestaurant.com menulis, Sate Padang berasal dari daerah Padang Panjang. Kuliner ini kemudian berkembang ke sejumlah daerah, seiring banyaknya pemuda Padang Panjang yang ingin memperdalam ilmu agama.

Salah satu tempat belajar agama di Sumatera Barat adalah daerah Pariaman, yang terletak di daerah pesisir. Tak heran, daerah ini banyak disambangi oleh saudagar Islam dari Gujarat, sehingga persebaran agama Islam di daerah ini menjadi pesat.

Berdasarkan informasi yang ditulis pada laman alexsetia.wordpress.com, perkembangan agama Islam di Pariaman menjadi magnet tersendiri bagi para pemuda yang ingin belajar ilmu agama.

Salah satunya adalah Ibrahim Musa Parabek, dari Desa Parabek, Nagari Banuhampu, Kecamatan Padang Luar. Desa ini letaknya hanya beberapa kilometer dari Kota Bukittinggi.

Baca Juga:Pria Diduga Pemerkosa Pelajar di Bukittinggi Nyaris Babak Belur Dihajar Massa

Ibrahim Musa dan sejumlah pemuda lainnya hijrah dari tanah kelahirannya menuju Pariaman untuk belajar agama. Hijrah ini kemudian turut membawa resep kuliner Sate Padang Panjang ke tanah Pariaman.

Seiring berjalannya waktu, Sate Padang Panjang berkembang di Pariaman dan menyesuaikan dengan lidah warga setempat. DI tangan warga Pariaman, Sate Padang mendapatkan sentuhan lebih banyak cabai di banding dengan yang aslinya di Padang Panjang. Alhasil, kuahnya tampak lebih gelap, dengan rasa pedas membara dan gurih yang lebih kuat.

Selain ke Pariaman, Sate Padang juga menyebar ke berbagai daerah di Sumatera Barat. Kini setidaknya ada tiga varian Sate Padang, berdasarkan daerah persebarannya, yakni, Sate Padang Panjang, Sate Padang Pariaman dan Sate Padang Kota. Meski telah mengalami perubahan rasa dan penampilan, sesuai daerahnya masing-masing, semua tetap dikenal dengan sebutan Sate Padang.

Jenis-jenis Sate Padang

Karena telah tersebar ke sejumlah daerah di Sumatera Barat, karakteristik Sate Padang jadi berbeda-beda, menyesuaikan dengan lidah dan olahan warga setempat. Laman campaniarestaurant.com menguraikan tiga jenis Sate Padang yang terkenal saat ini.

1. Sate Darek

Sate ini merupakan varian asli Sate Padang yang berasal dari Padang Panjang. Sate ini memiliki jenis kuah kental yang berwarna kuning cerah, karena banyak menggunakan kunyit dalam proses memasaknya. Meski begitu, rasa pedas dan gurih tetap mendominasi di lidah. Salah satu rumah makan Sate Padang Panjang yang legendaris adalah Sate Padang Mak Syukur yang terletak di Jalan Mohammad Syafei No.63, Pasar Baru, Padang Panjang, Sumatera Barat. Pelancong yang hendak menuju Bukittinggi dari Kota Padang pasti melewati tempat makan ini.

2. Sate Pariaman

Berbeda dengan Sate Padang Panjang, Sate Padang Pariaman memiliki warna kuah yang lebih gelap, yakni kecokelatan. Ini karena Sate Padang Pariaman banyak menggunakan cabai pada kuahnya. Sehingga rasanya lebih pedah dibanding Sate Padang Panjang.

3. Sate Dangung-Dangung

Sate Padang Dangung-Dangung berasal dari Kabupaten 50 kota. Sate ini memiliki rasa dan penampilan yang berbeda dengan dua Sate Padang di atas. Kuah sate ini rasanya sedikit lebih manis.

Penyajiannya pun menggunakan sejumlah bumbu yang diparut dan dibaluri di sekitarnya. Kuahnya pun berwarna kuning kecokelatan dengan wangi aroma yang mengoda.

4. Sate Padang Kota

Selain tiga varian Sate Padang di atas, ada satu lagi jenis Sate Padang, yakni Sate Padang Kota. Laman sarihusada.co.id menulis, Sate Padang Kota adalah perpaduan dari dua jenis Sate Padang, yakni Sate Padang Panjang dan Sate Padang Pariaman. Salah satu ciri khas Sate Padang Kota adalah kuah kentalnya yang berwarna kecokelatan.

Sate Padang Dalam Lidah Kaum Urban

Tak hanya menyebat di Sumatera Barat, Sate Padang juga telah merambah sejumlah kota di Jakarta. Persebaran ini seiring dengan tradisi urang minang yang senang merantau dari tanah kelahirannya. Di kota besar seperti Jakarta, Sate Padang mudah ditemui hampir di setiap sudut kota, utamanya di rumah makan Padang.

Laman qraved.com menyebut sedikitnya ada lima tempat makan Sate Padang yang terkenal nikmat di Jakarta, yakni:

  1. Sate Padang H. Ajo Manih di Rawamangun, Jakarta Timur
  2. Sate Padang Mak Adjat di Gunung Sahari Jakarta Utara
  3. Sate mak Syukur juga di Rawamangun, Jakarta Timur
  4. Sate Padang Ajo Salero di Fatmawati, Jakarta Selatan, dan
  5. Sate Padang Ajo Ramon di Senopati, Jakarta Selatan

Sementara laman carimakanbdg.wordpress,com menulis ada lima tempat makan Sate Padang yang nikmat di Bandung, Jawa Barat, yakni:

  1. Sate Padang Bu Mus, di Buah Batu
  2. Sate Padang Dangung-Dangung Payakumbuh, di Jalan Lodaya
  3. Sate Padang Badano, di Jl. Martanegara
  4. Sate padang Serasi, di Jl. Dipatiukur, dan
  5. Sate Padang pariaman Goyang Lidah, di Jl. Karapitan

Nikmatnya Sate Padang membuktikan bahwa kuliner ini dapat menembus batas-batas geografis nusantara. Di manapun ia berada, Sate Padang bisa diterima oleh lidah penikmatnya. Dan bukan tak mungkin Sate Padang bisa bersaing dengan kuliner dari belahan dunia lainnya, seperti yang sebelumnya dilakukan oleh rendang.

Sumber:

https://www.saribundo.biz/sate-padang-sajian-kaya-rempah-rempah.html

https://steemit.com/travel/@wantek/sejarah-awal-mula-sate-padang-eb1fad1abfbd4

https://www.campaniarestaurant.com/mengulas-tentang-nikmatnya-sate-padang/

https://www.sarihusada.co.id/Nutrisi-Untuk-Bangsa/Aktivitas/Jelajah-Gizi/Mengenal-Sate-Padang-Kuliner-Kebanggaan-Nusantara

https://alexsetia.wordpress.com/2011/03/04/investigasi-sate-padang-mengenang-tulisan-uda-barens-hidayat/

https://carimakanbdg.wordpress.com/2015/12/17/5-sate-padang-enak-di-bandung/

https://www.qraved.com/journal/editors-pick/5-sate-padang-di-jakarta-paling-lamak-bana

Kontributor : Rio Rizalino

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini