Parah! Kota Ini Pakai Dana Covid-19 Bangun Patung Senilai Rp 3,9 Miliar

Dari dana tersebut, Kota Noto menggunakan 25 juta yen (Rp 3,2 miliar) untuk menutupi sebagian biaya pembangunan sebuah patung cumi-cumi raksasa.

Riki Chandra
Jum'at, 07 Mei 2021 | 11:15 WIB
Parah! Kota Ini Pakai Dana Covid-19 Bangun Patung Senilai Rp 3,9 Miliar
Patung cumi-cumi di Jepang yang dibangun pakai dana Covid-19.[YouTube/NEWS AND MORE]

SuaraSumbar.id - Sebuah kota pesisir di bagian barat Jepang menggunakan sebagian dana bantuan Covid-19 untuk membangun patung cumi-cumi raksasa.

Dilansir dari CNN, Kamis (6/5/2021), Kota Noto di Prefektur Ishikawa mendapat kucuran dana 800 juta yen atau sekitar Rp 104 miliar dalam bentuk hibah dari pemerintah pusat.

Menurut laporan media lokal, dana tersebut merupakan bagian dari program bantuan yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi lokal di tengah pandemi.

Dari dana tersebut, Kota Noto menggunakan 25 juta yen (Rp 3,2 miliar) untuk menutupi sebagian biaya pembangunan sebuah patung cumi-cumi raksasa.

Baca Juga:[Cek Fakta] Warga India Buang Patung Dewa Karena Corona?

Patung tersebut berukuran tinggi 13 kaki (3,9 meter) dan panjang 29,5 kaki (8,9 meter), media dalam negeri melaporkan. Total biaya konstruksi sekitar 30 juta yen (Rp 3,9 miliar).

Jepang sedang berjuang melawan gelombang keempat Covid-19 dan kabinet menyetujui paket stimulus 708 miliar dolar pada bulan Desember untuk membantu memulihkan ekonomi.

Menurut seorang pejabat pemerintah setempat, pembangunan patung tersebut adalah bagian dari "strategi jangka panjang" untuk meningkatkan kesadaran tentang industri perikanan kota dan meningkatkan pariwisata.

Belum ada keterangan dari pemerintahan kota maupun pusat atas kasus tersebut.

Hibah tidak secara khusus dialokasikan untuk pengeluaran terkait dengan perawatan pasien Covid-19, dan tingkat infeksi di Prefektur Ishikawa cukup rendah dibandingkan dengan bagian lain Jepang, menurut media lokal.

Baca Juga:Kasus Penyelewengan Covid-19 Sumbar Terkendala Saksi Ahli, Ini Kata Polisi

Namun, kasus tersebut menyulut emosi warganet di Twitter dan mempertanyakan apakah dana tersebut seharusnya bisa digunakan untuk tujuan lain.

"Tidak peduli bagaimana Anda melihatnya, ini salah. Mereka harus mengembalikan uang itu," kata seorang warganet di Twitter.

Pembangunan cephalopoda warna merah muda itu dimulai pada Oktober 2020 dan rampung pada Maret tahun ini. (Suara.com)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini