Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Sabtu, 27 Agustus 2022 | 13:45 WIB
Kawasan rawan longsor di Sitinjau Lauik. [Dok.Istimewa]

SuaraSumbar.id - Bencana longsor di kawasan pendakian Sitinjau Lauik makin kerap terjadi. Dalam waktu sebulan terakhir, acap kali jalur utama Padang-Solok lumpuh akibat badan jalan tertimbun material longsor.

Area longsor paling parah itu berada di atas pendakian panjang Panorama II dari arah Kota Padang. Jalan tersebut semakin sempit, licin dan berbahaya. Kawasan rawan longsor itu kini kian mengkhawatirkan.

Hal itu dirasakan oleh orang-orang yang setiap hari melewati jalan tersebut, seperti Bachtul Bahtiar misalnya. Menurutnya, Pemprov Sumbar tampak lamban menangani masalah tebing jalan yang sudah hampir tiap hari longsor. Padahal, Sitinjau Lauik merupakan jalan lintas utama.

Mantan anggota DPRD Sumbar dua periode itu menyebutkan bahwa kondisi jalan Sitinjau Lauik, terutama di area rawan longsor itu, sudah sangat darurat. Mestinya, sudah ada solusi yang jelas dan tidak sekadar setiap hari membersihkan kawasan itu.

Baca Juga: Sumbar Kekurangan 200 Ton Lebih Jagung untuk Pakan Unggas Lokal Per Tahun

"Ini menyangkut keselamatan banyak orang. Kawasan longsor Sitinjau Lauik sudah mengancam nyawa. Seandainya terjadi longsor, kemudian macet di area itu, puluhan orang bisa tertimbun material," kata Bachtul kepada SuaraSumbar.id, Sabtu (27/8/2022).

Mantan politisi PAN itu menyebutkan bahwa Pemprov Sumbar harus memberikan perhatian serius. Sebab, jalur Sitinjau Lauik jalan utama Padang-Solok.

"Jangan sampai setelah terjadi kecelakaan dan memakan korban baru ribut hingga bergegas cari solusi," katanya.

Menurut Bachtul, longsor yang terjadi di satu titik saat ini berbeda dengan longsor sebelum-sebelumnya. "Pihak terkait harus agresif. Tidak menunggu material longsor turun ke jalan, baru bekerja. Kami minta gubernur proaktif mendesak Kepala Balai segera menangani," tuturnya.

"Gubernur yang harus mendesak pihak Balai. Kapan perlu minta ganti aja Kepala Balai-nya ke Menteri PUPR, karena tidak proaktif. Longsor di lokasi terus bertambah, sementara penanganannya biasa-biasa saja," katanya lagi.

Baca Juga: Longsor Kembali Landa Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Putus Total

Bachtul mengaku sudah sering terjebak macet saat menempuh jalur Padang-Solok itu, bahkan sampai macet berpuluh-puluh kilometer. "Suasananya horor. Rasa-rasa ditimpa batu, kayu bahkan material tanah. Mengerikan lewat di sana, kalau tidak percaya, silahkan Bapak gubernur lewat tanpa pengawalan kalau ingin merasakan horornya," ujarnya.

Dia berharap agar Pemprov Sumbar segera menangani bencana longsor itu. Kapan perlu dilakukan penutupan jalan setengah hari demi keleluasaan dalam bekerja, hingga jalur Padang-Solok benar-benar aman untuk dilewati.

"Misalnya dikerjakan di hari libur. Kerahkan alat sebanyak-sebanyak agar proses pengerjaan cepat selesai," ucapnya.

Terpisah, Koordinator Umum Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Sumbar, Hidayatul Irwan mengaku terus memantau lokasi titik longsor dan memang kondisinya sangat mengkhawatirkan kepada resiko keselamatan.

"Kalau seandainya tidak ditangani dengan cepat, selain menimbulkan korban jiwa, tetapi juga akan berdampak kepada ekonomi masyarakat," katanya.

Terkait hal itu, FPRB pun telah berkoordinasi dengan Kalaksa BPBD Sumbar untuk mencari informasi terkait langkah yang sudah diambil dalam penanggulangannya.

"Informasi yang kami dapat bawah Gubernur telah melakukan rapat dengan lintas sektoral. Namun sampai sekarang aksi untuk sampai kepada sumber masalah kan belum juga ada penanganan," bebernya.

Sementara, pihaknya di lingkup Forum sudah berdiskusi dan memang ingin membantu upaya-upaya pemerintah mencarikan solusi dalam melakukan penanganan.

"Yang punya jalan, yang punya jalan, yang punya alat tentunya milik kebijakan. Ini harus bersinergi mereka kan. Tapi sekarang, walaupun pemerintah sudah melakukan koordinasi, tapi belum ada yang signifikan," katanya.

Kontributor : B Rahmat

Load More