Kronologi Kerbau Warga Agam Mati Diterkam Harimau Sumatera

Seekor harimau sumatera diduga memangsa ternak warga di Taruyan, Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), Senin (10/3/2025) dini hari.

Riki Chandra
Senin, 10 Maret 2025 | 15:54 WIB
Kronologi Kerbau Warga Agam Mati Diterkam Harimau Sumatera
Kerbau warga Agam mati diduga diterkam Harimau Sumatera. [Dok. Antara]

SuaraSumbar.id - Seekor harimau sumatera diduga memangsa ternak warga di Taruyan, Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), Senin (10/3/2025) dini hari.

Hewan yang menjadi korban keganasan hewan dilindung bernama latin Panthera Tigris Sumatrae itu adalah seekor anak kerbau milik seorang warga bernama Pendi.

Wali Jorong Taruyan, Adri mengatakan, anak kerbau berusia sekitar dua tahun itu ditemukan dalam mati dengan luka parah di bagian belakang tubuhnya.

Kejadian ini pertama kali diketahui oleh pemilik ternak pada pagi harinya saat hendak mengecek kondisi gembala.

"Pendi tidak menemukan anak kerbaunya dan mencoba mencarinya. Ia kemudian melihat jejak yang menunjukkan bahwa ternaknya telah diseret oleh satwa liar," ujar Adri.

Setelah menyusuri jejak tersebut, Pendi menemukan anak kerbaunya sudah mati dengan luka gigitan di bagian belakang. Ia segera melaporkan kejadian itu ke perangkat nagari setempat, yang kemudian meneruskan laporan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar melalui Resor Konservasi Wilayah II Maninjau.

Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar, Ade Putra mengatakan setelah mendapat laporan itu, pihaknya langsung mengirim tim ke lokasi untuk melakukan verifikasi.

"Dari hasil pemeriksaan di lapangan, kami menemukan jejak kaki harimau sumatera, yang mengindikasikan bahwa satwa tersebut memangsa anak kerbau warga," katanya.

Harimau Sumatera merupakan spesies langka yang dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 yang telah diperbarui melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Dengan adanya kejadian ini, pihak BKSDA Sumbar akan melakukan pemantauan lebih lanjut untuk mencegah konflik satwa liar dengan warga di sekitar kawasan tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini