"Berdasarkan temuan di lokasi, lahan yang dirambah diduga akan digunakan untuk menanam nilam. Kami menemukan bibit nilam yang siap ditanam," katanya.
Edi menegaskan bahwa pihak BKSDA terus berupaya mencegah dan menindak aktivitas perambahan hutan di SM Malampah guna mencegah dampak lingkungan yang lebih luas.
"Pasaman merupakan daerah rawan bencana. Jika hutan terus dirambah, risiko bencana seperti banjir dan longsor akan semakin tinggi," jelasnya.
Kawasan SM Malampah Alahan Panjang sendiri memiliki luas 39.000 hektare, membentang dari Lurah Berangin, Kecamatan Bonjol, hingga ke Talu, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.
Aktivitas perambahan hutan di wilayah ini menjadi perhatian serius karena semakin marak terjadi.
"Kami terus meningkatkan pengawasan agar ada efek jera bagi para pelaku," pungkasnya.
Pelaku perambahan hutan di kawasan Suaka Margasatwa dapat dijerat dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024, yang merupakan perubahan atas UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Mereka yang terbukti bersalah bisa menghadapi ancaman hukuman penjara minimal 2 tahun hingga 11 tahun.
"Seluruh kehidupan hayati di SM Malampah Alahan Panjang dilindungi oleh undang-undang. Setiap orang yang masih nekat melakukan perambahan akan kami tindak tegas sesuai aturan hukum," tutup Edi Suslilo. (antara)