Tinjau Sawah Bapokok Murah di Pesisir Selatan, Wakil Ketua Komisi IV DPR: Produksi Petani Naik 50 Persen!

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI meninjau langsung implementasi teknik sawah bapokok murah yang diterapkan Kelompok Tani Bukik Baeh di Kabupaten Pesisir Selatan.

Riki Chandra
Rabu, 29 Januari 2025 | 21:45 WIB
Tinjau Sawah Bapokok Murah di Pesisir Selatan, Wakil Ketua Komisi IV DPR: Produksi Petani Naik 50 Persen!
Alex Indra Lukman meninjau implementasi teknik sawah bapokok murah yang diterapkan Kelompok Tani Bukik Baeh di Kabupaten Pesisir Selatan. [Dok.Istimewa]

SuaraSumbar.id - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman, meninjau langsung implementasi teknik sawah bapokok murah yang diterapkan Kelompok Tani Bukik Baeh di Kampung Rumah Gadang, Nagari Sungai Gayo Lumpo, Kecamatan V Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar).

Alex menilai, teknik sawah bapokok murah harus menjadi program prioritas Kementerian Pertanian dalam upaya intensifikasi lahan.

Langkah ini dinilai strategis untuk mewujudkan swasembada pangan, yang merupakan salah satu prioritas dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

“Kementerian Pertanian harus memasukkan metode ini dalam program nasional untuk meningkatkan hasil pertanian tanpa menambah beban petani,” ujar Alex dalam keterangannya, Rabu (29/1/2025).

Berdasarkan kunjungannya pada Selasa (28/1/2025), Alex mengungkapkan bahwa metode sawah bapokok murah mampu meningkatkan produksi padi secara signifikan.

“Terjadi peningkatan produksi hingga 50 persen. Biasanya, produksi padi berkisar 4 hingga 5 ton per hektare, kini bisa mencapai 7 hingga 8 ton per hektare,” ungkapnya.

Ketua DPD PDIP Sumbar itu menegaskan bahwa teknik ini berpotensi besar untuk mendukung program swasembada pangan secara nasional.

Pembina Kelompok Tani Bukik Baeh, Djoni yang juga penemu teknik sawah bapokok murah, menjelaskan bahwa metode ini memungkinkan petani mengurangi biaya produksi secara signifikan.

“Dengan teknik ini, petani tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk pengolahan tanah dan penggunaan pupuk kimia bisa dikurangi karena unsur hara berasal dari jerami yang dilapukan di lahan sawah,” jelasnya.

Djoni mengatakan, biaya produksi dapat ditekan hingga 50 persen dibandingkan dengan sistem pertanian konvensional. Teknik ini juga sejalan dengan program Udara Bersih Indonesia (UBI) yang mendukung pertanian tanpa pembakaran jerami dan tanpa olah tanah intensif, tetapi tetap menghasilkan panen yang melimpah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini