Harimau Sumatra Terkam Sapi di Pesisir Selatan, BKSDA Turun Tangan

Kepala BKSDA Pesisir Selatan, Lugi, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerjunkan tim untuk menangani situasi tersebut.

Bernadette Sariyem
Selasa, 14 Januari 2025 | 17:41 WIB
Harimau Sumatra Terkam Sapi di Pesisir Selatan, BKSDA Turun Tangan
Ilustrasi Harimau Sumatra. [Antara Aceh/HO/BKSDA]

SuaraSumbar.id - Seekor harimau Sumatra dilaporkan menerkam ternak milik warga di Kecamatan Lunang Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan.

Kejadian ini dibenarkan oleh pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pesisir Selatan setelah laporan diterima pada Senin (13/1/2025).

Sebelumnya, kabar ini ramai diperbincangkan di media sosial, menyusul penemuan seekor sapi yang diterkam dan diseret ke hutan. Jejak harimau juga ditemukan di sekitar lokasi kejadian.

Kepala BKSDA Pesisir Selatan, Lugi, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerjunkan tim untuk menangani situasi tersebut.

Baca Juga:Hujan Deras Hambat Pencarian Mertua-Menantu Hanyut di Sungai Batang Kambang

Langkah awal yang diambil meliputi pemantauan lokasi, edukasi kepada masyarakat, dan, jika diperlukan, pemasangan perangkap untuk harimau.

“Informasi tersebut benar, kami sudah menerima laporannya. Tim telah berada di lapangan untuk meninjau dan menangani situasi ini,” kata Lugi, Selasa (14/1/2025).

Lugi mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar hutan atau wilayah rawan konflik satwa liar untuk menghindari memelihara ternak secara individu.

Alternatif yang disarankan adalah membuat kandang komunal untuk mengurangi risiko serangan harimau.

“Sebaiknya warga tidak memelihara ternak di daerah rawan. Jika tetap ingin memelihara, kami akan memberikan edukasi tentang cara membuat kandang komunal yang lebih aman,” ujarnya.

Baca Juga:Update Pencarian 2 Warga Terseret Arus di Pesisir Selatan: Hari Kedua Masih Nihil

Kawasan Kecamatan Lunang Silaut merupakan wilayah berbatasan dengan hutan yang menjadi habitat alami harimau Sumatra.

Konflik antara satwa liar dan manusia kerap terjadi di daerah ini, terutama akibat perambahan hutan dan aktivitas yang mengganggu habitat satwa.

BKSDA menegaskan pentingnya upaya mitigasi konflik dengan pendekatan yang tidak hanya melindungi satwa liar, tetapi juga menjamin keselamatan warga.

Dengan adanya langkah penanganan ini, BKSDA berharap dapat mengurangi potensi konflik lebih lanjut sekaligus menjaga kelestarian harimau Sumatra yang terancam punah.

Masyarakat juga diimbau untuk segera melapor jika menemukan tanda-tanda keberadaan satwa liar di sekitar pemukiman.

Kontributor : Rizky Islam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini