BKSDA Sumbar Tangani Lima Konflik Manusia-Satwa Liar dalam Seminggu

Pihaknya telah memasang kandang jebak di lokasi itu.

Suhardiman
Minggu, 28 April 2024 | 16:36 WIB
BKSDA Sumbar Tangani Lima Konflik Manusia-Satwa Liar dalam Seminggu
Ilustrasi harimau (Unsplash.com/ A G)

SuaraSumbar.id - BKSDA Sumbar menangani lima konflik antara manusia dengan satwa liar dalam kurun waktu satu minggu terakhir. Konflik ini terjadi di Kabupaten Agam dan Pasaman, dan melibatkan dua jenis satwa liar, yaitu harimau sumatera dan beruang madu.

"Konflik manusia dengan satwa liar itu menelan korban dua ekor kerbau milik warga, ternak madu galo-galo dan rumah warga dirusak," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sumbar Antonius Vevri, melansir Antara, Minggu (28/4/2024).

Konflik yang terjadi di Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh, mengakibatkan satu ekor kerbau milik warga dimangsa harimau. Pihaknya telah memasang kandang jebak di lokasi itu.

"Di Aia Taganang, Nagari atau Desa Matur Hilia, Kecamatan Matur, beruang madu merusak rumah warga dan telah dipasang kandang jebak," ujarnya.

Lalu Sianok, Kecamatan Ampek Koto, beruang madu memakan ternak lebah madu galo-galo milik warga dan juga telah dipasang kandang jebak.

"Di Rao, Kabupaten Pasaman, harimau muncul ke permukiman dan telah dilakukan pengusiran dengan bunyi-bunyian beberapa hari, sehingga satwa sudah masuk kembali ke habitatnya, karena tidak ditemukan lagi jejak kaki satwa itu," ungkapnya.

Selain itu di Marambuang, Nagari Baringin, harimau memangsa anak kerbau milik warga dan telah dipasang kandang jebak.

"Konflik terbanyak terjadi di Agam. Penanganan melibatkan Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) dan resor setempat," jelasnya.

Penanganan konflik tersebut juga melibatkan Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) dan masyarakat sekitar. Pihaknya juga memasang kamera jebak di sekitar lokasi pemasangan kandang jebak untuk memantau keberadaan satwa itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak