SuaraSumbar.id - Aksi meminta sumbangan di tengah jalan sangat membahayakan di tengah ramainya arus lalu lintas mudik lebaran 2024. Bahkan, aksi tersebut dapat memicu kecelakaan.
"Karena lalu lintas ramai, banyak masyarakat yang memanfaatkannya untuk meminta sumbangan di tengah jalan. Ini sangat berbahaya," kata Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Barat (Sumbar), Dedy Diantolani, Senin (8/4/2024).
Dedy mengatakan, aksi minta sumbangan di jalanan tidak hanya membahayakan orang yang meminta sumbangan, tetapi juga para pengguna jalan.
Apalagi, ada sebagian masyarakat yang sengaja meletakkan penghalang semacam polisi tidur melintang di jalan agar laju kendaraan melambat. Hal Ini juga berpotensi membuat lokasi kemacetan baru.
Dia mengatakan bahwa Gubernur Sumbar Mahyeldi telah mengeluarkan surat edaran kepada para kepala daerah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak meminta sumbangan di tengah jalan.
"Ini sebenarnya kewenangan dari bupati dan wali kota, karena itu gubernur mengeluarkan surat edaran terkait hal itu," katanya.
Ia berharap, imbauan itu bisa diindahkan oleh masyarakat demi keselamatan bersama dan kenyamanan pengendara, terutama pemudik dan wisatawan yang datang ke Sumbar melalui jalur darat.
Terkait dengan lokasi rawan kemacetan, pihaknya telah memetakan sekitar 26 tempat yang tersebar di beberapa kabupaten dan kota, di antaranya Kabupaten Padang Pariaman, Agam, Tanah Datar, Solok, dan Limapuluh Kota.
Selain itu, Kota Padang Panjang, Kota Bukittinggi, dan Kota Solok.
Untuk mengantisipasi tempat rawan macet itu, Dishub Sumbar berkoordinasi dengan Dishub kabupaten/kota serta pihak kepolisian untuk menyiagakan personel di lokasi tersebut. (Antara)