Tarekat Syattariyah Baru Laksanakan Pemantauan Hilal Ramadan 1445H Selasa Hari Ini

"Jika bulan sabit terlihat, kami mulai berpuasa pada Rabu, 13 Maret 2024. Jika tidak, kami akan menggenapkan bulan Sya'ban menjadi 30 hari dan memulai puasa pada Kamis."

Chandra Iswinarno
Selasa, 12 Maret 2024 | 14:42 WIB
Tarekat Syattariyah Baru Laksanakan Pemantauan Hilal Ramadan 1445H Selasa Hari Ini
Warga Tarekat Syattariyah berkumpul di pantai saat mengikuti tradisi maniliak bulan (hilal), di Pantai Ulakan, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, Minggu (03/4/2022). [ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/YU]

SuaraSumbar.id - Jemaah Tarekat Syattariyah di Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, akan menetapkan awal puasa Ramadan 1445 Hijriah hari ini, Selasa (12/3/2024), dengan metode tradisional melihat hilal (bulan sabit) setelah matahari terbenam.

Proses penentuan ini akan berlangsung di sepanjang Pantai Ulakan dan Tiram, dilakukan oleh alim ulama menggunakan mata telanjang.

Pimpinan Tarekat Syattariyah Ulakan, Tuanku Ali Amran, menyatakan bahwa proses "maniliak" (melihat) hilal merupakan tahapan penting sebelum memasuki bulan puasa.

"Jika bulan sabit terlihat, maka kami akan mulai berpuasa pada Rabu, 13 Maret 2024. Jika tidak, kami akan menggenapkan bulan Sya'ban menjadi 30 hari dan memulai puasa pada Kamis, 14 Maret 2024," jelas Tuanku Ali.

Baca Juga:Jemaah Syattariyah Sijunjung Tentukan Awal Ramadan dengan Tradisi Unik

Tradisi rukyatul hilal ini telah lama menjadi bagian dari kepercayaan dan praktek Jemaah Tarekat Syattariyah, yang diwariskan secara turun-temurun.

Tuanku Ali menambahkan, "Ini merupakan bagian dari tradisi dan keyakinan kami dalam menentukan awal bulan Ramadan."

Meski memiliki cara tersendiri dalam menetapkan awal Ramadan, Tuanku Ali menegaskan bahwa ini tidak menciptakan perbedaan dengan umat Islam lainnya.

"Kami tetap menghormati hasil sidang isbat yang dilakukan oleh Kementerian Agama. Yang terpenting adalah kita semua menjalankan ibadah puasa dengan penuh kekhusyu'an dan khusyuk," ucapnya.

Metode tradisional ini menunjukkan kekayaan dan keragaman dalam praktik keagamaan di Indonesia, khususnya dalam menentukan awal bulan suci Ramadan, yang merupakan bulan penuh berkah bagi umat Islam di seluruh dunia.

Kontributor : Rizky Islam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini