Jemaah Syattariyah Sijunjung Tentukan Awal Ramadan dengan Tradisi Unik

Jika hilal sudah terlihat oleh khalayak umum pada Senin, maka wajib hukumnya bagi jemaah untuk mulai puasa pada hari Selasa, tanpa perlu menunggu proses pelihatan hilal sore

Chandra Iswinarno
Kamis, 07 Maret 2024 | 16:17 WIB
Jemaah Syattariyah Sijunjung Tentukan Awal Ramadan dengan Tradisi Unik
Ilustrasi Hilal (Pixabay)

SuaraSumbar.id - Jemaah Syattariyah di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, bersiap untuk menetapkan awal Ramadan 1445 Hijriah dengan cara yang telah lama mereka pegang.

Cara tradisional nan unik itu adalah melihat hilal atau bulan baru dengan mata telanjang tanpa menggunakan alat bantu apa pun.

Proses pelihatan hilal ini dijadwalkan berlangsung pada Selasa sore, 12 Maret 2024, menjelang magrib.

Imam Surau Tinggi Calau, Umar SL Tuangku Mudo, mengungkapkan bahwa tradisi ini dijalankan sesuai dengan ilmu takwim yang bermazhab pada Imam Syafii, yang dipraktikkan oleh Jemaah Syattariyah.

Baca Juga:6 Anggota KPPS Sijunjung Kesurupan saat Penghitungan Suara

"Pelihatan hilal akan dilakukan Selasa sore mendatang karena bertepatan dengan 29 sya'ban," ujar Umar, dikutip hari Kamis (7/3/2024).

Menurut Umar, proses ini sangat penting dan dijalankan sesuai dengan hadits yang mereka pahami, dimana melihat bulan untuk menentukan awal Ramadan harus dilakukan dengan mata telanjang.

"Jika hilal tidak terlihat pada Selasa depan, maka Rabu akan menjadi 30 sya'ban, dan puasa Ramadan akan dimulai hari Kamis," tambahnya.

Umar juga menegaskan, jika para jemaah melihat hilal pada Selasa sore, mereka harus melaporkan pengamatan mereka kepada guru atau buya setempat untuk memastikan keabsahan pengamatan tersebut.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa jika hilal sudah terlihat oleh khalayak umum pada Senin, maka wajib hukumnya bagi jemaah untuk mulai puasa pada hari Selasa, tanpa perlu menunggu proses pelihatan hilal di sore hari.

Baca Juga:Napi Koruptor Ikut Nyoblos: yang Menang Jangan Korupsi

Tradisi unik ini menunjukkan kekhasan dan kekayaan tradisi lokal dalam menentukan awal bulan Ramadan, sekaligus menjadi bukti keberagaman cara umat Islam dalam menyambut bulan suci.

Kontributor : Rizky Islam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak