Kiprah Thomas Lembong Co-Captain AMIN: Ekonom yang Dipuji Donald Trump

Tim AMIN kembali diperkuat oleh orang-orang hebat, salah satunya ialah mantan perdagangan Thomas Trikasih Lembong.

Tasmalinda
Senin, 01 Januari 2024 | 15:40 WIB
Kiprah Thomas Lembong Co-Captain AMIN: Ekonom yang Dipuji Donald Trump
Thomas Lembong, Co-Captain AMIN

SuaraSumbar.id - Sosok Thomas Trikasi Lembong atau lebih dikenal Thomas Lembong makin ramai dibahas di media sosial terutama TikTok. Di aplikasi ini, Thomas dikenalkan sebagai sosok ekonom yang memiliki pemikiran global atas pengalaman karirnya.

Thomas Lembong, juga makin dikenal dengan panggilan Tom Lembong. Berikut profil dan jejak karir Tom Lembong yang dikenal sebagai sseorang politikus sekaligus pernah dipuji oleh Presiden Amerika Donald Trump.

Diketahui Tom lahir pada 4 Maret 1971. Tom lahir dari pasangan Yohanes Lembong atau dengan nama lain Ong Joe Gie yang merupakan seorang dokter ahli jantung dan THT lulusan Universitas Indonesia asal Manado. Ibunya Yetty Lembong yang merupakan ibu rumah tangga asal Tuban.

Dalam sesi wawancara, Tom menceritakan bagaimana ia pernah dipuji oleh presiden Donald Trump akan suaranya yang menawan.

Baca Juga:Banjir di Limapuluh Kota Rendam Ribuan Rumah hingga Sekolah dan Rumah Ibadah, Jalan Sumbar-Riau Sudah Bisa Dilewati

"I loke ypur voice," begitu cerita Tom.

Sejak 27 Juli 2016 hingga 23 Oktober 2019, ia menjabat sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Pada 12 Agustus 2015 hingga 27 Juli 2016, ia menjabat sebagai Menteri Perdagangan Indonesia.

Tom menikah dengan Maria Franciska Wihardja pada tahun 2002 yang dianugerahi sepasang puteri dan putera. Tom dan keluarga merupakan penganut agama Katolik.

Tom mengenyam pendidikan dasarnya di Jerman hingga berusia 10 tahun. Sekembalinya ke Indonesia, Tom meneruskan SD serta SMP di Sekolah Regina Pacis, Jakarta. Sedangkan pada saat SMA, Tom pindah ke Boston, Massachusetts, Amerika Serikat.

Meski menjadi menteri perdagangan, Tom ternyata seorang sarjana bidang arsitektur dan perancangan kota di Universitas Harvard dan lulus pada tahun 1994.

Baca Juga:Tinjau Kawasan Terdampak Longsor di Limapuluh Kota, Gubernur Sumbar Singgung PLTA Koto Panjang Kampar

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Tom memulai kariernya pada tahun 1995 dengan bekerja di Divisi Ekuitas Morgan Stanley (Singapura). Tom kemudian bekerja sebagai bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia dari 1999-2000.

Tom juga pernah dipercaya menjabat sebagai kepala divisi dan wakil presiden senior di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dari 2000-2002.

BPPN berada di bawah Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia yang bertugas untuk merekapitalisasi dan merestrukturisasi sektor perbankan Indonesia setelah sempat mengalami Krisis Keuangan Asia pada 1998.

Setelah itu, dia kemudian memilih untuk bekerja di Farindo Investments dari 2002-2005.

Pada tahun 2006, Tom menjadi salah satu pendiri dan direktur utama sebuah perusahaan ekuitas swasta di Singapura bernama Quvat Management. Selain itu, dia juga menjadi presiden komisaris PT Graha Layar Prima Tbk (BlitzMegaplex) dari tahun 2012 hingga 2014.

Dia kembali ke pemerintahan pada tahun 2013 sebagai penasihat ekonomi dan penulis pidato untuk Jokowi yang kala itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Peran ini ia teruskan sepanjang masa jabatan pertama Jokowi sebagai Presiden Indonesia.

Tom adalah orang di balik layar yang menulis beberapa pidato Presiden Jokowi yang paling ikonik. Salah satunya adalah pidato “Game of Thrones” pada pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali pada tahun 2018, dan pidato “Thanos” di Forum Ekonomi Dunia.

Tom mendirikan Consilience Policy Institute yang secara resmi beroperasi di Singapura. Lembaga ini merupakan sebuah wadah pemikir yang mengadvokasi kebijakan ekonomi internasionalis dan reformis di Indonesia.

Pada Agustus 2021, Gubernur DKI Jakarta saat itu, Anies Baswedan, menunjuk Tom sebagai Ketua Dewan PT Jaya Ancol. Itu adalah satu-satunya Badan Usaha Milik Pemerintah Provinsi di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penghargaan Tom Lembong:

Young Global Leader (YGL) oleh World Economic Forum di Davos, 2008.
Asia Society Australia-Victoria Distinguished Fellowship, 2017.
 Order of Diplomatic Service Merit, First Class Second Grade (Gwanghwa Medal) - Korea Selatan (8 Desember 2020)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini