SuaraSumbar.id - Calon Presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan mengklaim 100 orang paling kaya di Indonesia tidak berani bertemu dirinya.
Dilihat dari akun YouTube-nya, Rabu (27/12/2023), awalnya Anies ditanya soal apakah dirinya memiliki keberanian untuk mengejar pajak 100 orang terkaya di Indonesia.
"Pertanyaannya adalah Cak Imin (Muhaimin Iskandar) mengatakan bahwa akan pajakin 100 orang terkaya di Indonesia. Pertanyaannya simpel aja, emangnnya Bang Anies memajaki 100 orang terkaya di Indonesia? Kalau boleh tahu emang strateginya gimana?," tanya moderator.
"Pertanyaannya emangnya berani?," kata Anies.
Anies kemudian bertanya apakah dirinya memiliki utang budi kepada 100 orang terkaya tersebut.
"Emangnya ada utang budi apa? Yang 100 (orang) paling kaya gak berani ketemu," ujar Anies.
Anies berjanji akan menciptakan sistem pajak yang mengedepankan keadilan. Dirinya mengaku harta 100 orang terkaya itu lebih banyak dari harta yang dimiliki 100 juta penduduk Indonesia.
"Kita ingin sistem perpajakan kita berkeadilan. Kita hanya bicara yang 100 terkaya, dan 100 terkaya itu kekayaan mereka lebih dari 100 juta penduduk Indonesia. Sebuah gambaran ketimpangan. Karena itu rumus kita adalah membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar," ucapnya.
Anies ingin meningkatkan produktivitas dan perpajakan paling atas agar berkeadilan. Dengan demikian, manfaatnya dinilai akan dirasakan oleh lebih banyak orang.
"Hampir semua yang di puncak mendapatkan kekayaan sebesar itu akibat privilege yang diberikan oleh negara. Apakah itu pertambangan, perkebunan, apapun itu datangnya dari negara," cetusnya.
"Ada 1-2 yang memang lewat aktivitas pasar, pure perekonomian, tapi sebagian besar adalah mendapatkan kesempatan dari negara. Faedahnya harus bisa dirasakan oleh orang banyak," sambung Anies.
Anies mengaku tidak ada keinginan untuk menaikkan pajak kepada masyarakat Indonesia secara umum.
"Tidak ada rencana menaikkan pajak. Jadi jangan sampai beredar oh sebentar perubahan itu artinya menaikkan pajak? Loh kita justru ingin lebih efisien. Dan kami tidak ingin menyebut wajib pajak dengan istilah bin****g," katanya.