Sistem bertani aquaponik itu telah dijalankan Ira sejak akhir Agustus 2023. Jenis tanaman yang dicoba adalah kangkung. Bibit sayuran disemai ke dalam rockwool atau media tanam di atas air kolam. Kemudian, air kolam diolah pakai filter. Warna air kolamnya memang lama-kelamaan menjadi hijau, namun tidak berbau.
"Pupuknya langsung dari hasil filter air kolam. Betul-betul organik dan segar," katanya.
Luas kolam aquaponik di pekarangan rumah Ira hanya 2 x 1,5 meter. Namun, hasil penjualan kangkung yang sudah dua kali panen cukup mengembirakan. Dari kolam yang terbilang kecil itu, ia mampu menghasilkan 100 hingga 150 ikat sayur per 15-20 hari panen. Jika harga seikat kangkung Rp 3.000, maka ia telah menghasilkan Rp 300 ribu hingga Rp 450 ribu setiap kali panen.
"Tidak hanya untuk kebutuhan sendiri, tapi sudah bisa membantu keuangan rumah tangga. Alhamdulillah," katanya.
Ira sedang menunggu panen sayur kangkung untuk ketiga kalinya. Sementara ikan nila belum bisa dipanen karena pertumbuhannya agak lambat lantaran bibitnya dulu terlalu kecil. Sejatinya, ikan nila tersebut sudah panen saat kangkung sudah dipanen tiga kali.
"Fase pertama ini masih belajar. Pengembangannya tetap di lahan masing-masing anggota kelompok," katanya.
Saat ini, RPL yang dikomandoi Ira telah beranggotakan sebanyak 23 orang ibu-ibu. Mereka sama-sama bersemangat bertani organik yang hasilnya jelas mendatangkan rezeki tambahan. "Tidak mungkin kami tak bersemangat karena hasilnya jelas dan bisa membantu kebutuhan rumah tangga," tuturnya.
Semangat Tanam Kopi
Begitu pula cerita Dhory Novembra, anggota kelompok tani binaan Pabrik AQUA Solok. Dia fokus dengan tanaman kopi, tetapi pekarangan rumahnya juga dipenuhi tanaman tumpang sari. "Saya urus ladang kopi, istri di rumah aktif bertanam sayur organik. Dia anggota kelompok RPL juga," katanya.
Lelaki 32 tahun itu telah bergabung di kelompok binaan Pabrik AQUA Solok sejak 5 tahun silam, tepatnya pertengahan 2018. Ia kini memiliki sekitar 1,5 hektare lahan yang telah ditanami kopi. "Kopi di lahan pribadi saya belum panen, kalau anggota kelompok lain sudah ada yang produksi sejak beberapa tahun lalu," bebernya.