SuaraSumbar.id - Maraknya peredaran narkoba di Sumatera Barat (Sumbar), dipicu karena kondisi ekonomi masyarakat yang lemah. Hal ini membuat mereka mencari narkoba.
Demikian dikatakan oleh Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Barat Brigjen Pol Sukria Gaos melansir Antara, Minggu (19/2/2023).
"Pandemi Covid-19 memberikan dampak ekonomi yang dahsyat dan ini memunculkan banyak penganggur. Menjadi kurir ini menjanjikan secara ekonomi karena ada bayaran yang dapat memenuhi kebutuhan mereka," katanya.
Dirinya mengaku saat ini Provinsi Sumbar menjadi daerah transit untuk peredaran narkoba sejak terjadinya pandemi Covid-19.
"Dulu Sumbar ini hanya daerah lintasan saja, namun sekarang berubah menjadi daerah transit narkoba sebelum berjalan ke provinsi lainnya," ujarnya.
Terjadinya fenomena Sumbar menjadi daerah transit peredaran narkoba dikarenakan faktor ekonomi karena selama pandemi melanda beberapa waktu lalu, banyak mengakibatkan pengangguran.
"Ini menjadi fenomena Sumbar menjadi transit peredaran narkoba. Selain itu, peredaran narkoba juga dimanfaatkan oleh bandar melalui media sosial dan pengiriman online," ungkapnya.
Untuk itu dirinya meminta pemerintah provinsi setempat agar segera memperbaiki kondisi perekonomian masyarakat. Sehingga jumlah kurir atau pengedar narkoba di daerah ini dapat ditekan secara bersama-sama.
"Kita berharap seluruh pihak dan pemerintah daerah untuk bisa memberantas narkoba, sebab BNN tidak bisa sendiri melakukan pencegahan ataupun penindakan peredaran narkoba di Ranah Minang ini," katanya.