Waspada Hepatitis Berat, Ini Penjelasan Pakar Kesehatan

Prof Tjandra Yoga Aditama mengingatkan masyarakat soal hepatitis berat yang dilaporkan sudah dialami sebagian orang warga di Singapura.

Riki Chandra
Senin, 02 Mei 2022 | 13:15 WIB
Waspada Hepatitis Berat, Ini Penjelasan Pakar Kesehatan

SuaraSumbar.id - Prof Tjandra Yoga Aditama mengingatkan masyarakat soal hepatitis berat yang dilaporkan sudah dialami sebagian orang warga di Singapura.

"Jelas kewaspadaan memang diperlukan. Untuk deteksi kalau ada kasus yang dicurigai, termasuk akses dan ketersediaan pemeriksaan adenovirus dan berbagai jenis virus lainnya," kata Tjandra Yoga Aditama yang pernah menjabat sebagai Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu.

Dia mengatakan, kasus hepatitis akut berat menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) selama beberapa waktu terakhir. Pada pekan lalu, WHO melaporkan setidaknya 169 kasus dari 12 negara terkait hepatitis ini.

Badan yang menangani penyakit menular di Eropa yakni European CDC (E-CDC) menyatakan, patogen yang paling banyak ditemukan pada pasien hepatitis akut berat ini yakni adenovirus das SARS-CoV-2.

Baca Juga:Kasus Hepatitis Misterius Menyerang Anak-anak di Bawah 10 Tahun

Di Inggris, sekitar 75,5 persen kasus positif terhadap adenovirus, dan pemeriksaan subtipe pada 11 kasus menunjukkan adenovirus tipe 41F, sama dengan yang dilaporkan di Amerika.

Sementara itu Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) pernah melaporkan 9 kasus di Alabama dan semuanya positif adenovirus dengan dua pasien harus menjalani transplantasi hati. Gejala yang dirasakan para pasien ini antara lain muntah, diare dan infeksi saluran napas atas.

Menurut Prof. Tjandra, data penelitian epidemiologi awal belum menunjukkan secara jelas adanya sumber penularan utama, apakah terkait makanan, obat atau bahkan toksin.

"Kejadian penyakit ini jarang, tidak jelas ada tidaknya kemungkinan penularan antar manusia, kasusnya masih bersifat sporadik," kata dia.

Saat ini, WHO menyatakan kasus hepatitis akut berat sudah sampai Singapura. Pasien diketahui berusia 10 bulan dan pernah mengalami COVID-19 pada Desember lalu. Belum ada bukti ilmiah yang jelas terkait hepatitis akut dengan infeksi virus corona.

Baca Juga:Alert! Tiga Anak Meninggal di Jakarta Diduga Terinfeksi Hepatitis Akut, Bagaimana Gejala yang Mesti Diwaspadai?

Sebagai langkah meningkatkan kewaspadaan penyakit ini, dia menilai penyedia layanan kesehatan di Indonesia perlu mulai siaga, setidaknya memberikan penjelasan pada tenaga kesehatan dan berbagai terapi dasar bila terjadi kasus. Selain itu, penyuluhan kesehatan pada masyarakat luas juga diperlukan. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini