Virus Omicron Menggila, Sydney Tetap Gelar Pesta Perayaan Tahu Baru 2022

Sydney akan merayakan Tahun Baru 2022 di tengah melonjaknya penyebaran virus Omicron.

Riki Chandra
Jum'at, 31 Desember 2021 | 14:31 WIB
Virus Omicron Menggila, Sydney Tetap Gelar Pesta Perayaan Tahu Baru 2022
Kembang api mewarnai langit di sekitar Opera House dan Jembatan Pelabuhan Sydney saat malam pergantian tahun di tengah pandemi Covid-19 2020. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Meski kasus penyebaran Covid-19 varian Omicron melonjak tajam di Sydney, namun kota yang paling terdampak gelombang virus Omicron di Australia itu tetap akan menggelar perayaan Tahun Baru 2022.

Bahkan, pihak berwenang mendorong warga untuk ke luar rumah dan menikmati kemeriahan perayaan.

Ribuan orang diperkirakan akan memadati tempat-tempat utama di tepi pelabuhan untuk menonton tradisi penyalaan kembang api selama 12 menit yang terkenal. Antrean terlihat di beberapa titik strategis sejak dini hari.

Perdana Menteri Scott Morrison berharap orang-orang “menikmati malam itu”, sementara pemimpin New South Wales Dominic Perrotet mendesak setiap orang untuk “keluar dan menikmati Tahun Baru” setelah infeksi harian di negara bagian itu naik nyaris dua kali lipat dan mencapai rekor 21.151 pada Jumat.

Baca Juga:Warga Balikpapan Diharap Tidak Euforia Rayakan Tahun Baru: Di Rumah Masing-masing

Banyak negara telah mengurangi perayaan Tahun Baru untuk menekan penularan Omicron yang merajalela tetapi perayaan akan tetap dilangsungkan di Sydney setelah tahun lalu dibatalkan akibat COVID-19.

Sydney, ibu kota negara bagian New South Wales, adalah salah satu kota besar pertama di dunia yang menyambut setiap Tahun Baru secara bersama dengan penghitungan mundur dan pertunjukan kembang api di atas Opera House yang ikonik.

Seluruh negara bagian Australia, kecuali Australia Barat, sudah mulai hidup berdampingan dengan virus corona setelah mencapai tingkat vaksinasi yang lebih tinggi dan pelonggaran pembatasan telah mendorong jumlah kasus ke angka tertinggi.

Terlepas dari lonjakan rekor, Perrottet pada Jumat menegaskan bahwa NSW dalam “posisi yang sangat kuat” karena tingkat vaksinasi yang lebih tinggi dan bahwa rumah sakit tengah mengatasi lonjakan Omicron.

“Meskipun jumlah kasus secara substansial meningkat, dibanding saat kita diserang varian Delta, posisi kami tetap sangat kuat,” kata Perrottet kepada awak media.

Baca Juga:Totalitas, Personel Gabungan Pengamanan Malam Tahun Baru di Balikpapan, Libatkan 265 Orang

Dari 135.000 kasus aktif di Australia, hanya 127 orang yang berada di unit perawatan intensif, berdasarkan data resmi.

Australia pada Jumat melaporkan lebih dari 32.400 kasus, rekor baru selama pandemi, jauh melampaui angka tertinggi 21.329 kasus pada Kamis sehingga total infeksi nyaris menyentuh angka 400.000.

Sebanyak 2.239 kematian sudah tercatat sejak awal pandemi. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini