Tak Lagi Lansia, Risiko Kematian Covid-19 Bergeser ke Usia Produktif

Pergeseran risiko kematian berdasarkan faktor usia itu dilaporkan berdasarkan laju kasus kematian akibat Covid-19 yang berlangsung pada kurun Juni hingga Juli 2021

Riki Chandra
Rabu, 04 Agustus 2021 | 19:10 WIB
Tak Lagi Lansia, Risiko Kematian Covid-19 Bergeser ke Usia Produktif
Prosesi pemakaman pasien meninggal COVID-19. (Twitter/@TRCBPBDDIY)

SuaraSumbar.id - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyebut kecenderungan pergeseran risiko kematian akibat Covid-19 di Indonesia dari populasi lanjut usia atau lansia kepada kalangan usia produktif.

"Kita sering mengampanyekan kelompok rentan (lansia) ini perlu kita lindungi terkait dengan usia maupun komorbid. Tapi jangan lupa juga ternyata saat ini mulai bergeser pada usia 46 hingga 59 tahun sangat tinggi sekarang," kata Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah saat hadir secara virtual dalam temu wicara bertajuk Covid-19 Secara Angka, Rabu (4/8/2021).

Ia mengatakan, pergeseran risiko kematian berdasarkan faktor usia itu dilaporkan berdasarkan laju kasus kematian akibat Covid-19 yang berlangsung pada kurun Juni hingga Juli 2021 dengan rata-rata angka kematian mencapai 1.582 orang per hari.

Kasus kematian itu, kata Dewi, tidak didominasi oleh kelompok lansia di atas 60 tahun, namun justru dialami oleh kelompok usia 46-59 tahun yang melonjak hampir lima kali lipat dari angka 2.500 menjadi 13.000 kasus pada kurun tersebut.

Baca Juga:Risiko Kematian Pasien Covid-19 Bergeser dari Lansia ke Usia Produktif

"Sedangkan pada usia 31 hingga 45 tahun juga mengalami lonjakan serupa dari angka 964 jadi 5.159 kasus," ujarnya.

Ia mengatakan angka kematian pada kelompok lansia memang menunjukkan kecenderungan peningkatan pada periode yang sama. Namun angkanya berkisar tiga kali lipat dibandingkan Juni 2021 atau setara dengan 267 persen.

"Pada Juli kita lihat angka kematian justru terlihat pada usia di bawah 60 tahun. Ini harus hati-hati sekali," katanya.

Ia menambahkan situasi itu disebabkan oleh mobilitas penduduk pada kelompok usia produktif yang cukup tinggi serta kecenderungan keyakinan bahwa kelompok usia produktif memiliki imun yang lebih tinggi dari lansia.

"Bisa jadi kelompok usia produktif merasa masih sehat, tapi saat terjadi perburukan dapat berakibat kematian," tutur Dewi. (Antara)

Baca Juga:Innalillahi! Dua Lansia Tewas Terpanggang Gara-Gara Obat Nyamuk di Bogor

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

lifestyle | 13:50 WIB
Tampilkan lebih banyak