Menurut Cak Nun, Abu Janda belum mempelajari secara luas soal kearifan lokal dan hanya menggunakannya berdasar pengalaman sekilas terhadap Alquran atau hal yang didengarnya.
Namun dalam hal ini, Cak Nun tegas tidak mempersoalkan pelanggaran hukum atau penghinaan oleh Abu Janda. Dia hanya berbicara soal maksud kearifan lokal.
"Saya melurusi apa yang kamu maksud kearifan lokal itu? Bahwa orang tua menyayangi anaknya atau seorang anak mencium tangan itu kan kearifan lokal. Jadi apa yang disebut kearifan lokal?" ucap Cak Nun.
"Kearifan lokal tolong dipelajari lagi, jangan asal menyebut kata-kata yang asalnya kita tidak tahu," imbuhnya.
Baca Juga:Seribu Pengacara Aktivis 98, Siap Dampingi Abu Janda
Cak Nun mengatakan, kalimat yang dipilih Abu Janda salah penggunaannya. Ada kemungkinan yang dimaksud adalah sesuatu yang spesifik sehingga menyakiti banyak orang,
Dari polemik Abu Janda, Cak Nun menyarankan agar masyarakat berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara. Pasalnya, apa yang sudah keluar dari mulut harus bisa dipertanggungjawabkan secara makna, harfiah, atau historis.
"Saya tidak mengecam siapa pun. Sekarang kita sedang dikepung Covid-19. Pelajaran notor satu itu kewaspadaan atau dalam bahasa Arab disebut takwa. Takwa itu hanya bisa dilakukan kalau anda zikir," tandas Cak Nun.
(Suara.com)