Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Minggu, 14 Januari 2024 | 23:23 WIB
Ilustrasi tiga Bacapres dan Bacawapres di Pilpres 2024. (Suara.com/Ema)

SuaraSumbar.id - CEO Polmark Indonesia, Eep S Fatah, menyampaikan prediksi bahwa Pemilihan Presiden (Pilpres) Indonesia 2024 kemungkinan besar akan berlangsung dalam dua putaran.

Hal ini didasarkan pada survei yang dilakukan oleh Polmark Indonesia di 32 provinsi pada November 2023, melibatkan 1.200 responden per provinsi.

Menurut Eep, terdapat sejumlah faktor yang mendukung prediksi ini, salah satunya adalah jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan.

Survei menunjukkan bahwa sekitar 14 persen pemilih masih belum memutuskan atau merahasiakan pilihan mereka.

Baca Juga: Survei Polmark: Prabowo-Gibran Unggul, Anies-Imin Naik Perlahan, Ganjar-Mahfud Jeblok

Selain itu, terdapat 28 persen pemilih yang masih dapat berubah pilihan dari tiga pasangan calon utama, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Eep menekankan pentingnya data dalam analisis ini dan menolak kemungkinan Pilpres 2024 berlangsung hanya satu putaran.

Ia juga menyampaikan bahwa ada sekitar 21,2 persen pemilih yang diperkirakan akan menentukan pilihan mereka pada hari pencoblosan, 14 Februari 2024.

Khususnya, pemilih yang awalnya mempertimbangkan Ganjar-Mahfud atau Anies-Muhaimin cenderung membuat keputusan di hari pemilihan, dengan banyak di antaranya yang tidak memilih Prabowo-Gibran.

Lebih lanjut, Polmark menemukan bahwa ada 5,2 persen pemilih lainnya yang akan memutuskan pilihan mereka pada masa tenang pemilu, yaitu 11-13 Februari.

Baca Juga: Prabowo Ingin Melaut Bersama Nelayan, Tapi Ombaknya Jangan Besar

Eep juga menyampaikan bahwa efektivitas politik uang dalam pemilu tergolong rendah, dengan hanya 2,6 persen pemilih yang terpengaruh olehnya.

Eep mengkritik pihak-pihak yang yakin Pilpres akan berlangsung satu putaran, menyebut mereka lebih sebagai juru kampanye daripada surveyor yang berpegang pada data.

Kesimpulannya, hasil survei Polmark menunjukkan dinamika pemilihan yang kompleks, yang berpotensi mengarah pada dua putaran pemilihan presiden di Indonesia tahun 2024.

Kontributor : Rizky Islam

Load More