Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 10 Januari 2024 | 17:31 WIB
ILUSTRASI - Pekerja menyablon sajadah di Kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (29/9/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraSumbar.id - Di tengah hiruk-pikuk Pemilu 2024, pelaku UMKM di bidang konveksi dan sablon yang biasa memproduksi Alat Peraga Kampanye (APK) menghadapi tantangan berat.

Sebabnya, mereka mengakui adanya penurunan omzet signifikan pada musim Pemilu 2024 dibandingkan dengan Pemilu 2019.

Hal ini telah memicu berbagai respons dari tim kampanye calon presiden.

Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, yang dikenal sebagai TKN AMIN, diwakili oleh Wijayanto Samirin, menyatakan bahwa timnya memang belum banyak melakukan pemesanan APK.

Baca Juga: Jusuf Kalla Minta Anies Tak Jadi Pemimpin Emosional, Sindir Siapa?

"Saat ini, belum ada pengadaan APK di Timnas Amin, tetapi kami berkomitmen menggunakan produk dalam negeri apabila nanti kami memesan," ungkap Wijayanto, Rabu (10/1/2024).

Sebaliknya, Wakil Bendahara Umum TKN Paslon 2, Bobby Gafur Umar, menjelaskan bahwa timnya sudah mempersiapkan vendor dan supplier untuk poster, kaos, dan APK lainnya.

"Kami sudah siap dengan berbagai pemasok yang telah kami tentukan jauh-jauh hari," kata Bobby.

Sementara itu, dari kubu Ganjar-Mahfud, Deputi Operasi 247 TPN, Denon Prawiraatmadja, mengungkapkan bahwa APK yang digunakan timnya sebagian besar berasal dari kontribusi relawan.

"Kami mendorong relawan untuk aktif berkontribusi dalam penyiapan APK, dan mayoritas produksi kami adalah dari dalam negeri," imbuh Denon.

Baca Juga: Prabowo Ngaku Kecewa, Kubu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Membalas

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) juga turut menyoroti fenomena ini.

Dalam survei yang dilakukan di pasar Tanah Abang, ditemukan bahwa omzet pedagang mengalami penurunan drastis, sekitar 40 hingga 90 persen.

Menurut Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM, Yulius MA, penurunan ini disebabkan oleh tren peserta Pemilu yang lebih banyak mengalokasikan dana untuk influencer dan buzzer di media sosial daripada untuk APK fisik.

Kondisi ini menimbulkan dampak yang cukup serius bagi pelaku UMKM di bidang konveksi dan sablon, yang pada Pemilu sebelumnya merasakan penjualan yang lebih baik.

Fenomena ini membuka diskusi lebih luas tentang pergeseran strategi kampanye dalam era digital dan dampaknya terhadap sektor UMKM lokal.

Kontributor : Rizky Islam

Load More