Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Selasa, 30 Agustus 2022 | 17:09 WIB
Gubernur Sumbar Mahyeldi ketika memberikan pemaparan tentang ABS-SBK terhadap ratusan pelajar SMA di Padang. [Dok.Istimewa]

SuaraSumbar.id - Pemahaman Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) harus ditanamkan kepada generasi muda Sumatera Barat (Sumbar) se-dini mungkin. Sebab, merekalah nanti yang akan merawat falsafah hidup Minangkabau itu di masa mendatang.

Hal itu disampaikan Gubernur Sumbar Mahyeldi di hadapan ratusan pelajar SMAN 1, SMAN 2 dan SMAN 3 Padang di Masjid Fauzul Azim, SMAN 1 Padang dalam kegiatan bertema "Edukasi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah", Senin (29/8/2022).

"Generasi muda kita harus memahami dan mengaktualisasikan falsafah ABS-SBK dalam kehidupan sehari-hari. Ini bisa terwujud jika semua kita bergerak dan mengarahkan mereka," katanya.

Mahyeldi mengatakan, masyarakat Minangkabau punya keunikan hidup dalam aturan-aturan adat yang bersifat matrilineal (garis keturunan Ibu), namun bernasab kepada Ayah. Hal itu juga tertuang dalam ABS-SBK.

Baca Juga: Pantau Kawasan Rawan Longsor Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Pastikan Percepat Penanganan: Jangan Sampai Ada Korban!

"ABS-SBK mempersatukan umat bagi masyarakat Sumbar. Adat kita disendikan kepada Kitabullah. Agama adalah fondasi dan nilai adat corak kehidupan orang Minangkabau yang diwarisi turun temurun," katanya.

Menurut Mahyeldi, Undang-undang Sumatera Barat Nomor 17 Tahun 2022 tentang Provinsi Sumbar telah menjelaskan ke khas-an Sumbar itu sendiri. Dengan begitu, kegiatan di pemerintah daerah dan masyarakat juga didasari pada kearifan lokal, budaya dan falsafah ABS-SBK.

Mengejawantahkan ABS-SBK tetap kokoh di Ranah Minang, harus dimulai dari generasi muda. Hal ini terwujud jika semua pemangku kepentingan saling bersinergi.

"Perlu komitmen bersama, tidak saja pemerintah namun masyarakat, tokoh-tokoh adat, tokoh agama, bundo kanduang, generasi muda dan semuanya harus bersama," katanya.

Buya Mas’oed Abiddin pun menyampaikan hal yang sama. Menurutnya, anak-anak muda harus didorong memahami nilai-nilai ABS-SBK dan kemudian mengimplementasikannya. "Mereka calon pemimpin masa depan dan perlu memahami nilai-nilai agama dan adat," kata Buya Mas’oed yang menjadi narasumber dalam kegiatan yang digagas Dinas Kebudayaan Sumbar itu.

Baca Juga: Ditemui Aliansi Mentawai ke Istana Gubernur Sumbar, Mahyeldi: Tidak Ada Deskriminasi

Menurut Buya Mas’oed Abiddin, adab dan ilmu harus dibangun dalam diri generasi muda. Keduanya harus sejalan. Sebab, anak muda yang hanya berilmu tanpa beradab sulit berkembang dengan baik, begitupula sebaliknya.

“Kita berkewajiban membangun generasi emas. Selama ini kita lihat, kita pernah memiliki generasi emas. Para pemimpin bangsa di Indonesia. Tidak ada satu daerah pun di Indonesia memiliki pahlawan nasional terbanyak, kecuali Sumbar. Kalau begitu kita punya modal,” ujarnya.

Menurutnya, yang menyebabkan para pahlawan bisa menjadi pemimpin bangsa tak lepas dari adab dan ilmu. “Nilai-nilai adab dan ilmu itu terangkum dalam ABS-SBK,”katanya.

Sementara itu, Anggota Komisi V DPRD Sumbar Hidayat, mengapresiasi Dinas Kebudayaan Sumbar yang telah menggelar kegiatan ini demi menjaga, melestarikan dan meningkatkan pemahaman ABS-SBK untuk generasi muda.

“Ini generasi muda kita. Kita harus membangunnya, termasuk kearifan lokal, instrumennya tidak ada jalan lain selain pendidikan. Tidak mungkin di warung-warung,” katanya.

Sejauh ini, kata Hidayat, pembekalan nilai-nilai ABS-SBK bagi generasi muda cukup menginpsirasi. Hal itu bisa mengukur sejauh mana pemahaman siswa-siswa SMA memahami ABS-SBK.

“Sejauh mana mereka paham, seperti norma-norma, sumbang duo baleh. Bertutur kata, merespon lingkungan, kesopanan, cara berpakaian. Nyali berkomunikasi, literasi. Berbicara di deman umum. Ini penting,” katanya.

Dulu, Sumbar selain melahirkan pemimpin bangsa juga memiliki banyak diplomat. Meski begitu, kekuatan diplomasi secara skill, tanpa diiring etika, tidak laku. Orang akan lebih santun dan percaya jika saling menghargai.

Senada dengan itu, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Syaifullah mengatakan, nilai-nilai ABS-SBK bakal membentuk generasi berkarakter. Falsafah Minangkabau itu masih sangat relevan diimplementasikan dalam kehidupan masa kini.

“Sifatnya universal. ABS-SBK masih sangat relevan saat ini. Malahan sudah sangat tepat menanamkan nilai-nilai itu seiring dengan kuatnya budaya luar dengan mudah diterima generasi muda,” ujarnya.

Adat di Sumbar juga tidak kaku. Sebab, secara perlahan nilai-nilai adat itu akan mengikuti nilai agama. “Adat itu berbuhul sentak. Tidak, berbuhul mati," tuturnya.

Load More