Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 16 September 2021 | 11:47 WIB
Ketua MUI Sumbar, Gusrizal Gazahar (Dokumen pribadi)

SuaraSumbar.id - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat (Sumbar), Buya Gusrizal Gazahar, turut merespon ribut-ribut soal pernyataan semua agama sama di mata Tuhan.

Hanya saja, Buya Gusrizal tidak menegaskan bahwa komentar tersebut diberikan untuk merespon pernyataan Panglima Kostrad (Pangkostrad), Letjen TNI Dudung Abdurachman yang menuai sorotan publik. Dia hanya menyentil persoalan itu secara umum.

"Bila ada seseorang berkomentar: "semua agama sama di mata tuhan", perlu dipertanyakan tuhannya siapa? Pasti bukan Tuhan kaum muslimin!!!," tulis Ketua MUI Sumbar di akun Facebook resminya, @Buya Gusrizal, dikutip SuaraSumbar.id, Kamis (16/9/2021).

Status Facebook Buya Gusrizal itu pun telah disukai oleh 1.348 netizen dengan 37 komentar dan juga telah dibagikan sebanyak 267 kali.

Baca Juga: Legislator: Ucapan Pangkostrad Dudung Biasa Saja, Tak Perlu Dipolemikkan jadi Antiagama

Komentar Buya Gusrizal di Facebook. [Dok.Istimewaa]

Sebelumnya, mengutip Suara.com, Waketum PPP, Arsul Sani juga mengomentari pernyataan semua agama benar di mata Tuhan yang disampaikan Letjen TNI Dudung Abdurachman.

Bagi PPP, kata Arsul, pernyataan Dudung menyoal semua agama benar adalah pernyataan baik dari segi maksud dan tujuan.

"Tapi ada yang tidak pas dari segi konten atau artikulasi," kata Arsul kepada wartawan, Kamis (16/9/2021).

Arsul menjelaskan, sisi baik yang ia lihat dari pernyataan semua agama benar adalah Dudung ingin mengajak masyarakat untuk membangun toleransi dan persatuan, serta mengingatkan agar jangan karena perbedaan agama kemudian kita terpecah belah.

Anggota DPR Fraksi PPP itu juga menyampaikan pandangan dari sisi lain, yang ia nilai apa yang dinyatakan Dudung menjadi tidak pas.

Baca Juga: Pangkostrad Dudung Sebut Semua Agama Benar, PPP: Tujuannya Baik, Tapi...

"Sisi tidak pasnya dan wajar kalau sejumlah ormas dan tokoh Islam melakukan koreksi adalah terkait dengan sebagian isi atau artikulasi yang menyatakan semua agama benar dan fanatik berlebihan. Diksi semua agama benar itu hal yg tidak pas karena akan selalu menimbulkan kontroversi," papar Arsul.

Lebih bijak misalnya mengganti diksi dengan ungkapan bahwa semua agama mengajarkan kebenaran kepada umatnya sesuai keyakinan dan tata caranya masing-masing.

"Karena semuanya mengajak kepada kebenaran maka ketika masing-masing berbeda dalam menuju kebenaran, jangan menjadikan kemudian kita ini terpecah belah dan bertindak yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa," ujar Arsul.

Sebut Semua Agama Benar

Panglima Kostrad (Pangkostrad), Letjen TNI Dudung Abdurachman meminta para prajuritnya untuk tidak fanatik berlebihan dalam beragama dan lebih bijak dalam menerima informasi yang beredar di media sosial.

“Bijaklah dalam bermain media sosial sesuai dengan aturan yang berlaku bagi prajurit. Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama. Karena semua agama itu benar di mata Tuhan,” kata Jenderal Dudung seperti dilansir dari laman resmi Kostrad.

Pesan itu disampaikan Dudung saat berkunjung ke Batalyon Zipur 9 Kostrad, Ujungberung, Bandung, Jawa Barat. Senin (13/09/2021).

Dalam kunjungan kerja itu Dudung didampingi oleh Ketua Persit KCK Gabungan Kostrad Ibu Rahma Dudung Abdurachman didampingi Ir Kostrad Mayjen TNI Ilyas Alamsyah, Pangdivif 1 Kostrad Mayjen TNI Dedy Kusmayadi, Kapok Sahli Pangkostrad para Asisten Kaskostrad, Kapen Kostrad dan Kakum Kostrad.

Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman (Antara)

Di hadapan para anggota dan Persit Batalyon Zipur 9 Kostrad, Jenderal Dudung juga mendorong untuk membiasakan pola pikir positif dan sikap penuh syukur.

“Sebagai prajurit, kita harus bersyukur dengan kondisi keluarga saat ini masih diberikan kesehatan, bersyukurlah mempunyai istri apapun bentuknya, karna itu semua adalah pilihan kita,” tambah Pangkostrad.

Pangkostrad juga menekankan dalam setiap melaksanakan latihan ataupun tradisi masuk satuan harus profesional dan proporsional.

“Laksanakanlah pembinaan tradisi kepada prajurit yang baru masuk secara keras sesuai aturan, tetapi bukan kasar. Karena tujuan dari tradisi satuan adalah untuk membangun kebanggaan dan jiwa korsa tanpa kekerasan maupun tindakan-tindakan yang dapat merugikan diri sendiri dan satuan,” ujar Pangkostrad.

Diakhir arahannya, Pangkostrad berpesan kepada seluruh prajurit Batalyon Zipur 9 Kostrad untuk menjadi prajurit Kostrad yang selalu menjadikan tugas sebagai tujuan utama dan selalu di cintai Rakyat dan menjaga kehormatan dimanapun bertugas dan berada.

Load More