Ia mengungkapkan, banyak calon jemaah haji asal Sumatera Barat yang sebelumnya memohon bantuan agar diloloskan meski kondisi fisik belum sepenuhnya memenuhi syarat istithaah.
Namun, kebijakan tegas tetap diberlakukan demi menjamin keselamatan jemaah di Arab Saudi.
“Dalam proses istithaah, memang ada calon jemaah yang minta dibantu agar bisa berangkat. Tapi hal itu tidak kita lakukan karena menyangkut keselamatan mereka sendiri di Tanah Suci,” jelas Rifki yang juga menjabat sebagai Sekretaris PPIH Embarkasi Padang.
Sebagai informasi, tahun ini total jemaah haji dari Embarkasi Padang mencapai lebih dari 6.000 orang, terdiri dari jamaah asal Sumatera Barat dan Bengkulu.
Jemaah diberangkatkan dalam 15 kloter menggunakan penerbangan Garuda Indonesia melalui Bandara Internasional Minangkabau.
Hingga saat ini, seluruh jamaah yang tersisa di Tanah Suci sedang menanti jadwal pemulangan ke Tanah Air.
Kloter pertama dijadwalkan tiba pada 12 Juni 2025 dan akan langsung diarahkan ke Asrama Haji Tabing, Padang, untuk proses transit dan kepulangan ke daerah masing-masing.
Dengan adanya prosedur seleksi kesehatan yang semakin ketat serta koordinasi lintas instansi yang lebih baik, diharapkan risiko kematian jamaah haji bisa terus ditekan pada musim-musim haji berikutnya.
Kemenag Sumbar terus melakukan evaluasi dan penguatan pelayanan menyeluruh kepada seluruh jamaah agar pelaksanaan ibadah haji berjalan lancar dan aman. (Antara)