12 Korban Tewas Kecelakaan Bus ALS di Padang Panjang Teridentifikasi, Jenazah Dipulangkan ke Medan!

Sebanyak 12 korban meninggal dunia dalam kecelakaan Bus ALS yang terguling di tikungan menurun dekat Terminal Bukit Surungan, Kota Padang Panjang, telah teridentifikasi.

Riki Chandra
Selasa, 06 Mei 2025 | 20:13 WIB
12 Korban Tewas Kecelakaan Bus ALS di Padang Panjang Teridentifikasi, Jenazah Dipulangkan ke Medan!
Tim DVI Polda Sumbar bersama tenaga medis lainnya memeriksa jenazah korban kecelakaan lalu lintas di RSUD Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, Selasa (6/5/2025). [Dok. Antara/Muhammad Zulfikar]

SuaraSumbar.id - Sebanyak 12 korban meninggal dunia dalam kecelakaan Bus ALS yang terguling di tikungan menurun dekat Terminal Bukit Surungan, Kota Padang Panjang, telah berhasil diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumatera Barat (Sumbar).

Tragedi maut yang terjadi pada Selasa (6/5/2025) pagi itu mengguncang masyarakat, terutama karena sebagian besar korban berasal dari luar daerah, termasuk dari Medan, Sumatera Utara.

Kapolres Kota Padang Panjang, AKBP Kartyana Widyarso, menyebutkan bahwa seluruh korban tewas telah dibawa ke RSUD Kota Padang Panjang.

“Total ada 12 jenazah di RSUD dan semuanya sudah teridentifikasi,” ujar Kapolres.

Identitas korban kecelakaan Bus ALS yang telah dikenali antara lain Rema Andini Pane (1,5), Naufal Rehan Pane (6), Riski Agustini Lubis (32), Melaiki Sinaga (74), Karmina Gultam (74), Sarudin Nainggolan (74), Desrita Nainggolan (50), Sri Rejeki (38), Romaida Sitanggang (74), Etrick Gustaf Wenas (26), Aryudi (38), dan Atas Silaen (30).

Proses identifikasi berlangsung cepat karena kondisi jenazah masih memungkinkan untuk dikenali melalui sidik jari, kartu identitas, maupun properti pribadi.

"Sebanyak 10 jenazah teridentifikasi lewat sidik jari, dua lainnya melalui data medis serta keterangan dari keluarga," jelas Kasubdit Dokpol Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Bidokkes) Polda Sumbar, Eka Purnama Sari.

Hingga Selasa sore, tiga jenazah telah dijemput keluarga dan dipulangkan ke daerah asalnya di Medan. “Dua laki-laki dan satu perempuan telah kami serahkan ke keluarga. Sisanya masih menunggu kedatangan pihak keluarga,” tambahnya.

Namun, keterbatasan fasilitas penyimpanan di RSUD Kota Padang Panjang menjadi kendala. Oleh karena itu, pihak kepolisian menyampaikan rencana pemindahan jenazah ke RS Bhayangkara Kota Padang, jika sampai malam hari keluarga korban belum datang.

"Kami tunggu hingga malam, jika belum juga ada yang menjemput, jenazah akan kami bawa ke RS Bhayangkara," tegas AKBP Kartyana.

Sembilan jenazah lainnya masih berada di RSUD, menunggu kepastian dari keluarga. Pihak keluarga dapat menghubungi posko penanganan kecelakaan lalu lintas yang dipusatkan di RSUD Kota Padang Panjang atau menghubungi langsung petugas di nomor 08116667118 untuk proses konfirmasi dan penjemputan.

Selain korban meninggal dunia, peristiwa kecelakaan maut Bus ALS di Padang Panjang juga menyebabkan 23 penumpang mengalami luka-luka. Mereka saat ini dirawat intensif di berbagai fasilitas kesehatan.

“Sebagian besar korban mengalami patah tulang, satu orang dirujuk ke RSUP M Djamil Padang,” terang dr Eka.

Dari hasil penyelidikan awal, kecelakaan tunggal ini diduga kuat terjadi akibat rem blong. Bus ALS dengan rute Medan–Bekasi itu hilang kendali saat melewati jalan menurun dan menikung tajam di kawasan Terminal Busur Padang Panjang.

Peristiwa ini mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan aparat kepolisian. Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, telah meminta pengawasan ketat terhadap kelayakan operasional armada angkutan umum, agar tragedi serupa tidak kembali terjadi.

Sementara itu, pihak operator bus dan kepolisian terus berkoordinasi untuk menghubungi keluarga korban yang belum mengonfirmasi keberadaan sanak saudaranya dalam daftar penumpang.

Tragedi kecelakaan Bus ALS di Padang Panjang ini menjadi peringatan serius akan pentingnya pengawasan terhadap kondisi teknis kendaraan dan keselamatan penumpang dalam transportasi jarak jauh, terutama di jalur lintas Sumatera yang dikenal dengan medan berat.

Cara Mencegah Rem Blong

Rem blong masih menjadi momok menakutkan bagi para pengendara, terutama di jalur pegunungan dan turunan curam. Kegagalan sistem pengereman ini sering kali menjadi penyebab utama kecelakaan lalu lintas yang berujung maut, terutama pada kendaraan angkutan berat dan umum.

Berdasarkan data Korlantas Polri, lebih dari 30 persen kecelakaan berat di jalan raya disebabkan oleh rem blong. Fenomena ini banyak ditemukan di wilayah yang memiliki medan ekstrem seperti di Sumatera Barat, Jawa Barat, dan kawasan pegunungan lainnya yang dilalui truk atau bus.

Pakar keselamatan jalan menyoroti bahwa rem blong tidak pernah terjadi secara mendadak tanpa penyebab. Sejumlah faktor teknis dan non-teknis menjadi akar permasalahan yang kerap diabaikan oleh pemilik kendaraan maupun sopir angkutan barang.

Salah satu penyebab utama rem blong adalah pemanasan berlebihan pada sistem pengereman. Saat kendaraan melaju di turunan panjang dan menggunakan rem secara terus-menerus, suhu pada kampas dan cakram rem meningkat drastis.

Kondisi ini dikenal dengan istilah brake fade, yaitu saat suhu tinggi membuat daya cengkeram rem melemah. Akibatnya, kendaraan sulit dikendalikan dan pengemudi kehilangan kendali di tengah kecepatan tinggi.

Kasus seperti ini banyak ditemukan di jalur Padang-Painan, Lembang-Subang, serta Sitinjau Lauik—yang dikenal sebagai jalur maut di Sumbar. Di jalur-jalur ini, rambu peringatan bahaya rem blong bahkan dipasang di beberapa titik rawan.

Selain overheat, kebocoran minyak rem juga menjadi penyebab dominan kegagalan sistem pengereman. Sistem pengereman hidrolik bekerja dengan tekanan minyak rem.

Jika terjadi kebocoran pada selang atau master silinder, tekanan berkurang, dan rem tidak dapat berfungsi maksimal.

Masalah lainnya yang kerap luput dari perhatian adalah muatan berlebih. Saat kendaraan membawa barang melebihi kapasitas, beban pengereman meningkat. Hal ini membuat sistem rem bekerja lebih keras dan cepat mengalami keausan.

Penggunaan minyak rem yang tidak sesuai spesifikasi pabrikan juga menjadi faktor risiko. Pemilihan cairan rem yang tidak tepat bisa menyebabkan vapor lock—udara atau uap air yang masuk ke dalam sistem rem dan mengganggu tekanan hidrolik.

Jika tidak segera ditangani, vapor lock bisa menyebabkan rem tidak merespons sama sekali meskipun pedal diinjak dalam-dalam. Inilah yang sering disebut sebagai "pedal rem amblas" oleh pengemudi.

Peran Pengemudi dan Perawatan Berkala Sangat Krusial

Tak hanya dari sisi teknis, faktor manusia juga punya peran penting. Kelelahan pengemudi sering kali menyebabkan keterlambatan reaksi saat menghadapi gejala awal rem blong. Di kondisi ini, beberapa detik keterlambatan bisa jadi pembeda antara selamat atau celaka.

Pengemudi perlu memahami ciri-ciri awal rem bermasalah, seperti pedal rem terasa dalam, respon pengereman melambat, atau muncul suara gesekan tajam. Bila gejala ini muncul, disarankan segera menghentikan kendaraan dan melakukan pemeriksaan.

Perawatan berkala seperti pengecekan kampas rem, pembersihan kaliper, hingga penggantian minyak rem wajib dilakukan, terutama untuk kendaraan angkutan yang menempuh perjalanan jauh dan melintasi medan berat.

Upaya Pencegahan dan Edukasi Masyarakat

Kementerian Perhubungan serta Korlantas Polri telah menggencarkan edukasi tentang pentingnya keselamatan berkendara dan pemeriksaan rutin kendaraan. Pemeriksaan di terminal angkutan umum dan pos cek kendaraan berat di jalur-jalur nasional juga terus dilakukan.

Langkah pencegahan paling efektif untuk menekan angka kecelakaan akibat rem blong adalah dengan memastikan sistem rem berfungsi optimal sebelum kendaraan berangkat. Terutama di musim libur panjang atau arus mudik, ketika volume kendaraan meningkat tajam.

Kesadaran kolektif antara pemilik kendaraan, pengemudi, dan pemerintah dibutuhkan untuk mengatasi persoalan rem blong yang telah menelan banyak korban jiwa. Dengan langkah antisipatif dan pemahaman terhadap penyebab teknis, angka kecelakaan bisa ditekan secara signifikan. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak