Pilkada Padang 2024 Hanya Diramaikan Tiga Poros? Ini Kata Pengamat Politik

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), berpotensi hanyak diramaikan oleh tiga pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota.

Riki Chandra
Rabu, 31 Juli 2024 | 14:14 WIB
Pilkada Padang 2024 Hanya Diramaikan Tiga Poros? Ini Kata Pengamat Politik
Kolase Fadly Amran (atas), Hendri Septa (kiri bawah) dan Muhammad Iqbal. Tiga bakal calon Wali Kota Padang. [Dok.Istimewa]

SuaraSumbar.id - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), berpotensi hanyak diramaikan oleh tiga pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Tipis kemungkinan akan hadir poros keempat dalam kontestasi lima tahunan tersebut.

Pendapat itu dikemukakan oleh pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand), Prof. Asrinaldi. "Hanya ada tiga poros yang akan bertanding di Pilkada 2024 nanti. Poros keempat, saya meragukan akan muncul," katanya kepada wartawan, Selasa (31/7/2024).

Tiga poros yang sudah jelas adalah pasangan Hendri Septa dan Hidayat yang diusung Partai Gerindra dan PAN. Kemudian, pasangan Iqbal dan Amasrul usungan PKS dan Demokrat. Kemudian, ada Fadli Amran dan Maigus Nasir dukungan NasDem-PPP.

Asrinaldi mengomentari kabar poros keempat yang sempat dideklarasikan awal Juni 2024 lalu oleh PPP, PKB, Partai Ummat, Demokrat dan PDIP.

"Itu kan Juni lalu. Sekarang kan dinamikanya cukup cepat dan sangat dinamis. Beberapa poros itu sebenarnya sudah bertemu dengan Fadli Amran. Kalau saya tidak salah dan sudah ada pembicaraan khusus bahwa NasDem dengan tujuh kursi itu hanya 2 kursi lagi, sementara PKB dan PPP sudah menyatakan dukungannya," katanya.

"Sudah tidak ada persoalan lagi. Kemudian PDIP dan Partai Ummat kabarnya juga sudah berkomunikasi dengan Fadli. Saya pikir sudah habis semua partai yang akan bergabung dalam konteks Pilkada 2024," katanya lagi.

Asrinaldi mengatakan, ada kecendrungan partai yang ada saling bertukar kursi, seperti Golkar mendukung Fadli di Kota Padang dan Fadli sebagai ketua NasDem mendukung ketua DPD Golkar yang maju di Solok Selatan.

"Faktanya, dari beberapa diskusi dan informasi yang didapatkan memang koalisi besar itu ada pada Fadli Amran dan itu keutungan bagi Fadli Amran sendiri," jelasnya.

Menurut Asrinaldi, karakter partai itu juga punya keunikan masing-masing. Namun, yang menjalankan mesin partai itu memang sangat tergantung pada logistik.

"Kalau berharap ke partai sendiri sangat sulit. Sumber keuangan dan operasional partai sangat bergantung pada perolehan suara dan tidak semua partai yang mendapatkan itu," tuturnya.

Asrinaldi mengatakan bahwa nesin politik bisa dibiayai dalam artian bahwa proses kampanye, relawannya dan konstituennya bekerja bisa dan bisa menguntungkan.

"Tapi memang karakter orang susah untuk dijamin. Tapi harapannya, dari 100 persen minimal setengah dari itu sudah bekerja itu sudah keuntungan bagi calon yang diusung oleh kolaisi partai politik itu," ungkapnya.

Bertolak dari pengamatannya yang hanya ada tiga poros itu, sementara di lapangan masih ada ada terpampang di baliho bakal calon yang mengklaim dirinya akan maju. Menurut Asrinaldi, sepanjang masih belum ada pendaftaran, itu sah-sah saja.

"Komunikasi oleh bakal calon harus dilakukan secara intensif. Tidak bisa hanya mengharapkan kalau mereka itu akan dipinang. Itu sulit bagi partai politik, karena partai politik itu butuh orang yang progresif. Calon datang dan mendaftarkan diri dan kemudian diuji kompetensinya," katanya.

Kontributor : B Rahmat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini