4 Fakta Satpam di Agam Tewas Mengenaskan, Bukan Kasus Pembunuhan?

Kasus kematian pria bernama Aliwarman (45) di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), masih misterius.

Riki Chandra
Rabu, 01 Mei 2024 | 18:10 WIB
4 Fakta Satpam di Agam Tewas Mengenaskan, Bukan Kasus Pembunuhan?
Ilustrasi mayat (Envato)

SuaraSumbar.id - Kasus kematian pria bernama Aliwarman (45) di Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), masih misterius. Diketahui, mayat satpam Plasma Koperasi Unit Desa (KUD) Tiku V Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara itu ditemukan dalam kondisi mengenaskan di lahan sawit pada Senin (29/4/2024).

Meski begitu, sampai hari ini polisi belum membeberkan apa penyebabkan kematian korban, termasuk berspekulasi tentang dugaan pembunuhan. Berikut sejumlah fakta kematian Aliwarman yang dirangkum dari pembenaran Polres Agam.

1. Dua Mata dan Satu Telinga Hilang

Jasad Aliwarman ditemukan oleh seorang warga yang hendak memancing. Hal itu dibenarkan Kasat Reskrim Polres Agam, AKP Efrian Mustaqim Batiti.

"Kasus penemuan mayat dalam kondisi tidak wajar. Benar faktanya mata dan telinganya hilang," ujar Efrian, Selasa (30/4/2024).

2. Tidak Ada Tanda-tanda Kekerasan

Polisi belum bisa memastikan penyebab kematian, termasuk hilangnya mata korban apakah dicongkel atau adanya tindakan kekerasan.

Kapolsek Tanjung Mutiara Iptu Nofriandi mengatakan, korban diketahui memiliki riwayat penyakit jantung. Hasil olah TKP dan pemeriksaan jenazah korban, tidak ditemukan adanya luka lain di tubuh korban.

"Kami tidak bisa memastikan bola matanya hilang itu karena dicongkel. Kalau dilihat bibir dan telinga korban itu bekas gigitan," kata Nofriandi, Rabu (1/5/2024).

"Di tubuh korban tidak ditemukan tanda kekerasan yang lain. Logikanya, kalau kita dianiaya seseorang pasti kita melakukan perlawanan. Pasti ada bekas luka di tubuh korban, ini tidak ada," sambungnya.

3. Biawak di Muka Korban

Pihak kepolisian hanya menyebut baru sebatas penemuan mayat, bukan dugaan pembunuhan. Apalagi, dari keterangan saksi yang menemukan, terlihat satu ekor biawak di tubuh korban.

"Saksi melihat seekor biawak di muka korban. Apakah biawak ini datang setelah korban meninggal. Makanya kami belum bisa dugaan pembunuhan sebelum ada keterangan ahli," ungkapnya.

Nofriandi menyebutkan, korban ditemukan tewas pada pukul 16.30 WIB. Pada pukul 11.00 WIB, korban sebelumnya sempat terlihat minum kopi di warung.

"Jam 11.00 masih minum kopi di warung. Jam 13.00 WIB, motor korban ditemukan. Rekan seprofesi yang piket sempat menelpon korban, tapi tidak angkat-angkat," imbuhnya.

4. Tunggu Hasil Autopsi

Meski tewas mengenaskan, polisi enggan berspekulasi bahwa korban meninggal karena dibunuh. Saat ini, kasus tersebut masih dalam penyelidikan.

Jenazah korban dibawa ke RS Bhayangkara Polda Sumbar untuk dilakukan autopsi. Fakta-fakta terbaru dalam kasus ini akan terungkap setelah hasil autopsi keluar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini