Kelompok Tani di Agam Kembangkan Padi Organik, Biaya Produksi Murah Sekali

Perantau asal Bancah, Nagari Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), mengembangkan padi organik di atas lahan sekitar tiga hektare.

Riki Chandra
Senin, 01 April 2024 | 13:14 WIB
Kelompok Tani di Agam Kembangkan Padi Organik, Biaya Produksi Murah Sekali
Salah seorang petani sedang melihatkan beras organik. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Perantau asal Bancah, Nagari Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), mengembangkan padi organik di atas lahan sekitar tiga hektare.

Salah seorang perantau, Ramadhani Putri mengatakan, ia mengembangkan padi organik tersebut bersama Muhammad Iqbal dengan membentuk dua kelompok Tani Bancah Sepakat dan Kelompok Hutan Lestari.

"Awalnya kami pulang kampung dan melihat banyak hal yang perlu kami kembangkan. Bekal ilmu pengetahuan ketika menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB), disertai pengalaman hidup dan jaringan yang cukup memadai, menggerakan hati kami untuk mengembangkan padi organik," katanya, dikutip dari Antara, Senin (1/4/2024).

Menurutnya, padi organik itu pertama dikembangkan di lahan seluas 2,5 hektare dan berkembang menjadi tiga hektare.

Kelompok Bancah Sepakat sudah berjalan lima tahun lebih dan kini mengembangkan padi organik dengan segala macam terhindar dari pengaruh zat kimia.

"Dari luas lahan dua hektare dengan produksi sekitar satu ton dengan harga beras sekitar Rp 20 ribu per kilogram," katanya.

Ia mengakui biaya produksi padi organik tersebut cukup murah, karena menggunakan pupuk kompos dengan mengolah tanaman sekitar.

Untuk menghindari tanaman padi terhindar dari penyakit menggunakan Mikro Organisme Lokal (MOL) dengan bahan baku jerami, batang pisang, rebung, buah, nasi dan keong.

"Pemakaian MOL ini setelah 10 hari bibit padi ditanam. MOL jerami dan pisang untuk penyubur tanah, MOL rebung dan nasi sebagai nutrisi penyubur biji padi. Sedangkan MOL keong sebagai sumber tambahan protein pada tanaman padi." katanya.

Ia menambahkan jenis bibit lokal yang dikembangkan berupa Bujang Merantau dan Kahayan. Sedangkan bibit Mentik Susu berasal dari Magelang, Jawa Tengah.

Ia berharap dengan meningkatkan mutu dan kualitas tanaman padi ini dan meningkat pendapatan petani. Padi dengan hasil beras organik jelas lebih menyehatkan untuk konsumsi manusia.

Serta sangat ramah lingkungan sebagai alam tempat hidup masyarakat dan semoga ini menjadi percontohan dan berkembang semakin lebih baik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini