SuaraSumbar.id - Keberadaan beberapa stockpile batu bara di Kelurahan Pulai Aia Nan XX, Lubuk Begalung, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), bikin buncah. Namun, semua pihak diminta tidak menambah keruh persoalan tersebut, termasuk WALHI Sumbar.
Hal itu diungkap Wakil Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumbar Bidang Advokasi dan Hukum, Mulyadi. Menurutnya, keberadaan stockpile di daerah itu bagian dari mata pencarian masyarakat setempat.
"Sudah kami telusuri. Usaha stockpile di sana hampir melibatkan semua warga dan tak sedikit anak-anak muda bekerja di sana," katanya, Senin (6/11/2023).
Menurutnya, tempat-tempat penumpukan batu bara sudah ada sejak dulu, termasuk juga beji besi yang umurnya sudah bertahun-tahun.
Baca Juga:Festival Cap Go Meh 2023 di Kota Padang, Meriah dan Diwarnai Hujan Deras
"Jadi aneh kalau sekarang baru dipersoalkan. Kita tak ingin ada kepentingan oknum-oknum tertentu di balik ini semua," tegasnya.
Mulyadi mengatakan, stockpile di sana menampung batubara untuk banyak kebutuhan, baik pembangkit listrik maupun ekspor.
"Ini tidak hanya menyangkut kepentingan pelaku-pelakunya, tetapi juga kepentingan daerah, nasional dalam artian orang banyak," ungkapnya.
Apalagi dengan kondisi sekarang, kata Mulyadi, kelangkaan lapangan kerja memicu banyak masalah sosial, seperti kenakalan remaja, kriminalitas dan sejenisnya. Keberadaan stockcpile di sana mampu mengatasi persoalan-persoalan itu.
"Dengan banyaknya anak-anak muda bekerja di sana, mereka memperoleh penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari di tengah kesulitan ekonomi saat sekarang. Saya berfikir logis-logis dan ril saja. Untuk kepentingan anak-anak muda di sana, bagian dari anak-anak muda Kota Padang dan Sumbar umumnya," tuturnya.
Baca Juga:5 Pulau yang Wajib Dikunjungi di Kota Padang, Bisa Penuhi Asupan Vitamin Sea
Untuk itu ia meminta semua pihak untuk melihat masalah tersebut secara jernih dengan tidak melemparkan wacana yang belum pasti kebenarannya.
"Soal perizinan ada salurannya. Kalau pun ada dampak kesehatan ada juga pihak terkait yang berwenang untuk memastikan dan mencari solusi terbaik," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Perwakilan Walhi Sumbar, Tomi Adam menyatakan 62 warga Kelurahan Parak Laweh Pulai Aia Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang menderita penyakit Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
“Terkait dengan tersebut, bahwa Walhi Sumbar mendata secara partisipatif dengan warga langsung ke rumah-rumah masyarakat yang terdampak negatif dari aktivitas stockpile batubara,” katanya
Menanggapi itu Lurah Parak Laweh Pulai Aia Nan XX, Vebrianda mengatakan, data tersebut tidak berdasarkan ilmu medis dan pendampingan oleh ahli di bidang tersebut. Pernyataan itu seakan-akan menakuti warga Parak Laweh Pulai Aia Nan XX dan sekitarnya.
Usai mendapatkan informasi tersebut, pihaknya langsung membentuk tim yang terdiri dari perangkat kelurahan, Bhabinkamtibmas dan Babinsa guna melakukan verifikasi ke lapangan. "Dengan beredarnya informasi tersebut, Tim Kelurahan Parak Laweh Pulai Aia Nan XX langsung melakukan pengecekan ulang ke lokasi,” terang Vebrianda kepada awak media, Jumat (3/11/2023).
Pihaknya sudah konfirmasi dengan Kanit Reskrim Polsek Lubuk Begalung untuk memastikan kebenaran informasi tersebut.
Sorenya tim mendatangi wilayah yang dekat dengan stockpile batubara, tetapi tidak temukan satu pun warga yang mengidap penyakit ISPA.
kemudian dilakukan pengecekan ke lapangan serta berkoordinasi dengan Puskesmas setempat, tetapi tak satupun warga Kelurahan Parak Laweh Pulai Aia Nan XX ditemukan mengidap ISPA.
Vebrianda menegaskan, selama ini warga tidak ada permasalahan dengan pihak dari aktivitas stockpile batubara manapun, malah sebaliknya merasa terbantu untuk warga sekitar.
“Kami juga meminta, kepada Walhi Sumbar, agar data 62 warga yang terjangkit penyakit ISPA tersebut jangan asal-asalan saja dan bisa dipertanggungjawabkan terhadap masyarakat kami,” katanya.
Kontributor : B Rahmat