Ikan Rinuak Danau Maninjau Langka, Ini Penyebabnya

Sejak tujuh bulan terakhir, ikan rinuak di Danau Maninjau Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), dilaporkan langka. Hal itu dipicu akibat tercemarnya air danau.

Riki Chandra
Sabtu, 03 Juni 2023 | 14:49 WIB
Ikan Rinuak Danau Maninjau Langka, Ini Penyebabnya
Nelayan Danau Maninjau sedang memperbaiki jaring yang diginakan untuk menangkap ikan. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Sejak tujuh bulan terakhir, ikan rinuak di Danau Maninjau Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), dilaporkan langka. Hal itu dipicu akibat tercemarnya air danau.

Salah seorang nelayan di Danau Maninjau, Johanes (40) mengatakan, ikan rinuak mulai langka semenjak kematian ikan pada November 2022 sampai sekarang.

"Biasanya beberapa bulan ikan rinuak akan kembali dan sekarang tidak muncul ke danau, sehingga saya tidak pernah mendapatkan rinuak tersebut," katanya, Sabtu (3/6/2023).

Menurutnya, ikan rinuak itu menjadi langka setelah air Danau Maninjau tercemar akibat terjadinya pembalikan air dari dasar ke permukaan danau, sehingga oksigen berkurang di perairan.

Baca Juga:Hubungan Kerja dengan Bupati Tak Baik, Wakil Bupati Agam Mengundurkan Diri

Dengan kondisi itu, rinuak mencari air bersih di muara dan sungai sekitar danau. Apabila sudah berkembang biak, maka rinuak kembali ke danau.

"Ini pernah terjadi pada 2017, ikan langka sampai dua tahun dan kembali muncul pada 2019," katanya.

Ia mengakui, saat ini harga ikan rinuak diatas Rp100 ribu per kilogram, namun tidak ada satu pun nelayan mendapatkan hasil tangkapan ikan rinuak.

Sebelumnya, ia pernah menjual ikan rinuak seharga Rp80 ribu per kilogram sebelum Ramadhan 1444 Hijriah. Sedangkan harga normal hanya Rp15 ribu sampai Rp20 ribu per kilogram.

Ikan rinuak yang dijual tersebut merupakan hasil penyimpanan di pendinginan dan rencana dijual menjelang Idul Fitri

Baca Juga:Beraksi Pakai Kunci T, Residivis Curanmor Kembali Ditangkap

"Biasanya ikan rinuak saya simpan di pendinginan untuk para perantau, namun pedagang sering kesini untuk menawar, sehingga dijual," katanya.

Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam, Rosva Deswira menambahkan kondisi air masih tercemar dan pada pertengahan Mei 2023, ikan keramba jaring apung juga mati sekitar 15,2 ton.

"Kondisi air masih tercemar yang mengakibatkan ikan mati dan termasuk ikan rinuak," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak