Merajut Asa dari Kursi Roda

Kisah Silvia, seorang perempuan yang sudah 21 tahun hidup di atas kursi roda.

Riki Chandra
Selasa, 29 November 2022 | 05:25 WIB
Merajut Asa dari Kursi Roda
Silvia Piobang saat memotret tas hasil rajutannya untuk dipromosikan di media sosial. [Suara.com/Riki Chandra]

Uniknya, kata Silvia, ibu dari anak-anak disabilitas yang kini banyak pandai merajut. Mereka juga telah memasarkan berbagai hasil rajutannya. Sayangnya, saat pembeli sepi, ada yang malas memproduksi lagi. "Kalau saya harus produksi terus karena hasilnya buat hidup," tuturnya semberi tersenyum.

Selama melatih merajut, Silvia terus memotivasi rekan-rekannya untuk bangkit dan tidak putus asa. Menurutnya, keterbatasan fisik bukanlah hambatan untuk berkarya. Banyak hal yang bisa dilakukan kaum disabilitas dan bisa menyamai orang-orang normal.

Kini, Silvia dikenal sebagai salah satu sosok penyandang disabilitas yang terampil dan juga seorang motivator. Dia telah memberikan pelatihan merajut ke berbagai Sekolah Luar Biasa (SLB) hingga panti asuhan. Dia juga kerap diundang sebagai pembicara kegiatan wirausaha ibu-ibu di berbagai daerah.

Beragam penghargaan telah diraih Silvia atas sumbangsihnya terhadap kaum disabilitas. Tahun 2020, Silvia meraih penghargaan pin emas dari Wali Kota Padang dalam kategori tokoh masyarakat yang berperan aktif dalam bidang sosial.

Baca Juga:Realisasi PAD Agam Capai Rp 126,65 Miliar

Peran aktifnya dalam berbagai kegiatan sosial menuai pujian Abraham Ismet, rekan Silvia sesama penyandang disabilitas. "Kak Isil memotivasi banyak orang. Hidup berdua dengan ibu dan jadi tulang punggung keluarga. Kami banyak belajar dari semangatnya," katanya.

Ketua Umum National Paralympic Committe (NPC) Kota Padang itu mengaku salut dengan Silvia. Sebab, selain aktif berusaha, berbagi ilmu dengan rekan-rekan penyandang disabilitas, Silvia juga menekuni olahraga cabang atletik yang telah mengharumkan nama daerah di ajang Peparnas.

"Sikap pantang menyerah dan semangatnya harus dicontoh bagi semua orang, tidak saja penyandang disabilitas," kata pria yang akrab disapa Boboy itu.

Peran Keluarga dan Dukungan Pemerintah

Peran orang tua dan keluarga dekat sangat dibutuhkan untuk membangun kepercayaan diri hingga meningkatkan kreativitas anak-anak penyandang disabilitas. Seperti kisah Silvia yang bangkit dari jurang keterpurukan berkat kesabaran sang ibu.

Baca Juga:Tekan Inflasi, Pemkab Agam Gelar Pasar Murah, 6.400 Paket Disediakan

"Jangan ada stigma anak disabilitas tidak mampu berbuat apa-apa. Banyak yang mereka bisa. Perhatian orang tua dan keluarga sangat menentukan," kata Pekerja Sosial Ahli Muda Bidang Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Dinas Sosial Kota Padang, Mona Irawati Nasti, Selasa (22/11/2022).

Mona mengatakan, jumlah penyandang disabilitas yang terdata di Kota Padang mencapai 3.374 orang. Sekitar 40 persen di antaranya, termasuk aktif dalam banyak hal. Ada yang menonjol di wirausaha, atlet dan berprestasi di sekolah.

"Yang tidak aktif itu kemungkinan minim informasi atau kami dari pemerintah yang belum sempat menjangkau. Sebab, mayoritas penyandang disabilitas ini masih berstatus pelajar," katanya.

Dari pendataan Dinas Sosial Kota Padang, masih ada sekitar 10 persen angka penelantaran terhadap penyandang disabilitas. Mereka dibiarkan keluarganya tak sekolah.

"Mungkin mereka dianggap tidak berguna hingga tidak diperhatikan. Padahal, jangankan penyandang disabilitas, anak-anak normal saja perlu perhatian penuh dari keluarga untuk lebih bersemangat dan kreatif," katanya.

Pemerintah Kota Padang, kata Mona, berupaya mendukung kreativitas penyandang disabilitas. Tidak saja pelatihan-pelatihan wirausaha, Dinsos Padang juga memberikan beragam bantuan untuk menunjang usaha penyandang disabilitas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini