"Saya tidur di bagian tengah. Pas kecelakaan pinggang terjepit dan kaki tak bisa digerakan. Kejadiannya subuh," katanya.
Silvia dilarikan ke Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi. Keesokannya harinya, dirujuk ke RSUP M Djamil Padang. Tiga hari setelah dirawat di Padang, dokter memvonisnya lumpuh total. Seketika itu, dia benar-benar syok. Air matanya berlinang tak terbendung. Tetapi, apa hendak dikata. Kakinya betul-betul tak bisa digerakkan. Bahkan, untuk duduk pun dia tak mampu.
Dokter menyarankannya untuk operasi, namun ditolaknya. Sebab, operasi yang dimaksud hanya untuk bisa duduk karena Silvia saat itu hanya dapat berbaring. Tidak ada jaminan kakinya bisa berjalan. "Saraf gerak tak berfungsi. Awal-awal dulu, saya nggak bisa duduk seperti ini. Bayangkan pedihnya," kenang Silvia.
Berdamai dengan Kenyataan
Baca Juga:Realisasi PAD Agam Capai Rp 126,65 Miliar
Tidak mudah bagi Silvia melewati hari-hari baru di rumah sakit dengan kondisi yang memilukan. Hanya bisa berbaring dengan kaki mati rasa. Kala itu, dia merasa Tuhan benar-benar tak adil. Betul-betul putus asa.
"Stres dan frustasi. Setiap hari nangis. Itu lima tahun lebih lamanya saya lewati. Tidak percaya dengan kenyataan hidup," katanya.
Lulusan SMK 3 Padang itu belum menerima kenyataan pahit yang diterimanya. Emosinya sangat tidak stabil. Mudah tersinggung hingga marah-marah kepada siapa pun, termasuk kepada Amak yang setia merawatnya. Puncaknya, Silvia ingin mati dan bunuh diri.
"Wajarlah (ingin bunuh diri). Biasanya bisa kerja, jalan kemana-mana. Tiba-tiba sekarang di kasur saja. Semuanya dibantu Amak," katanya.
Sang ibu terus berupaya membawanya berobat ke berbagai daerah hingga ke Pekanbaru. Rata-rata pengobatan alternatif. Akhirnya, Silvia bisa duduk tanpa operasi. Malangnya, ada luka tekan di bagian tulang pinggul yang mengharuskannya kembali berobat medis. "Awalnya tidak berdaya. Berobat kemana-mana dan akhirnya bisa duduk. Kaki saja yang tak bisa berjalan," katanya.
Baca Juga:Tekan Inflasi, Pemkab Agam Gelar Pasar Murah, 6.400 Paket Disediakan
Saat menderita luka tekan di bagian pinggul, Silvia kembali bolak-balik ke rumah sakit. Dia harus kontrol rutin 2 kali seminggu ke RSUP M Djamil Padang. Silvia menjalani 4 kali operasi decubitus dibagian pantat sebelah kiri yang dimulai tahun 2005, kemudian 2015 dan 2017.