-
Data korban meninggal dunia di Agam diverifikasi ulang bersama wali nagari.
-
Jumlah korban meninggal dan hilang turun signifikan setelah validasi lapangan.
-
Kerusakan infrastruktur dan pengungsi masih menjadi perhatian utama pemerintah daerah.
SuaraSumbar.id - Pemkab Agam mevalidasi korban meninggal dunia akibat bencana hidrometeorologi yang melanda wilayah Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar).
Hasil pemutakhiran data tersebut menunjukkan adanya perubahan signifikan dari catatan awal, setelah dilakukan pengecekan ulang bersama pemerintah nagari dan instansi terkait di lapangan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Agam, Abdul Ghafur, menyampaikan bahwa Pemkab Agam validasi korban meninggal dunia dengan mengacu pada laporan terbaru dari wali nagari.
Dari sebelumnya tercatat 192 orang meninggal dunia, jumlah tersebut kini direvisi menjadi 163 orang setelah proses validasi menyeluruh.
“Sebelumnya korban meninggal dunia tercatat 192 orang dan setelah divalidasi menjadi 163 orang,” kata Abdul Ghafur, Selasa (23/12/2025).
Selain korban meninggal, Pemkab Agam validasi korban meninggal dunia juga berdampak pada pembaruan data korban hilang. Dari semula 72 orang, jumlah korban hilang berkurang menjadi 38 orang atau turun sebanyak 34 orang.
Penurunan ini terjadi karena sejumlah korban yang sebelumnya dilaporkan hilang telah ditemukan dalam kondisi selamat.
Proses validasi melibatkan wali nagari atau kepala desa di masing-masing wilayah terdampak. Menurut Abdul Ghafur, ditemukan adanya nama korban meninggal yang tercatat ganda serta laporan korban hilang yang ternyata sudah kembali ke keluarga.
“Data ini telah dilaporkan oleh wali nagari dan kalau ada perubahan bakal diperbaharui kembali,” katanya.
Adapun sebaran 163 korban meninggal dunia meliputi Kecamatan Malalak sebanyak 14 orang, Palupuh satu orang, Matur satu orang, Tanjung Raya 10 orang, Ampek Nagari satu orang, dan Palembayan sebanyak 136 orang.
Sementara itu, 38 korban hilang tersebar di Kecamatan Malalak tiga orang, Tanjung Raya dua orang, Lubuk Basung satu orang, dan Palembayan 32 orang. Pengurangan terbesar data korban meninggal dan hilang tercatat di Kecamatan Palembayan.
Pencarian korban hilang secara resmi telah dihentikan setelah adanya surat dan persetujuan dari para ahli waris. Saat ini, tercatat sebanyak 3.919 warga masih mengungsi, satu orang menjalani perawatan, serta 26 orang berada dalam kondisi terisolir akibat akses terputus.
Bencana hidrometeorologi berupa banjir bandang, tanah longsor, banjir, dan angin puting beliung juga menyebabkan kerusakan infrastruktur dan fasilitas publik. Rumah rusak ringan tercatat 367 unit, rusak sedang 287 unit, dan rusak berat mencapai 851 unit.
Selain itu, terdapat 21 titik jalan rusak, 28 jembatan terdampak, 27 unit tempat ibadah, 121 fasilitas pendidikan, serta kerusakan lahan pertanian seluas 2.188,77 hektare. Kerugian juga mencakup ternak sebanyak 5.481 ekor.
Dengan data terbaru ini, Pemkab Agam validasi korban meninggal dunia menjadi dasar penyesuaian langkah penanganan lanjutan pascabencana di wilayah terdampak. (Antara)