Tak Hanya Faktor Usia dan Stres, Kurang Tidur Juga Bisa Sebabkan Pikun

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami demensia atau pikun, di antaranya faktor usia hingga stres dan kurang tidur.

Riki Chandra
Senin, 17 Oktober 2022 | 14:55 WIB
Tak Hanya Faktor Usia dan Stres, Kurang Tidur Juga Bisa Sebabkan Pikun
Ilustrasi seorang pria yang terkena demensia. [Pixabay]

SuaraSumbar.id - Dokter Spesialis Saraf RS Sari Asih Cipondoh, Mimin Supriatin mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami demensia atau pikun, di antaranya faktor usia hingga stres dan kurang tidur.

Ia mengatakan, faktor dimensia yang tak dapat dihindari, salah satu adanya genetik atau keluarga yang juga mengalaminya, jenis kelamin, usia, dan ras.

"Faktor risiko lain yang bisa kita hindari, misalnya merokok, alkohol, tidur yang kurang, stres berlebihan juga menambah penyakit lain seperti, hipertensi, diabetes, kolesterol dan penyakit jantung," kata Mimin Supriatin dalam keterangan tertulis di Tangerang, Senin (17/10/2022).

Menurutnya, pikun bagi beberapa orang dianggap hal biasa yang terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini merupakan sebuah sindrom gangguan yang membuat fungsi otak menjadi menurun.

Baca Juga:Stres dan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Pikun, Selain Faktor Usia

Demensia pada orang lanjut usia dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, karena sindrom ini menyerang fungsi kognitif atau daya pikir yang menyebabkan terganggunya daya ingat, perilaku, perasaan atau emosi.

Sindrom demensia seringkali tidak terdeteksi karena sering dianggap biasa. Namun, jika terlalu sering lupa dan membahas tema yang sama dalam waktu berdekatan, bisa jadi hal tersebut perlu penanganan lebih lanjut.

"Semakin seseorang bertambah usia, akan terjadi perubahan, baik pada tubuh maupun pikiran, terutama ingatan. Selama ini kita merasa maklum dengan orang pikun, dan itu sebenarnya tidak boleh kita biasakan, sebaiknya harus diwaspadai,” katanya

Ia menuturkan ada yang masih pada tingkatan normal, ada yang sudah pada tingkatan tidak normal dan itu harus dibedakan. Mungkin beberapa kali lupa menaruh sesuatu masih bisa dianggap normal atau batas wajar.

“Yang tidak wajar jika kita bertemu seseorang setiap hari tapi kita selalu lupa akan namanya atau mengulang-ulang pertanyaan yang sama, padahal sebelumnya pernah ditanyakan,” ujarnya.

Baca Juga:Waspada! Kurang Tidur Bisa Sebabkan Pikun

Gejala demensia yang perlu diwaspadai adalah labil emosi, linglung, lupa, lamban dalam berpikir dan logika menurun. Biasanya kerap disingkat Lalilulelo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak