Korban Kasus Penipuan Sapi Kurban di Bukittinggi Desak Polisi Tangkap Pelaku

hingga saa ini belum ada titik terang soal keberadaan ALD.

Suhardiman
Minggu, 28 Agustus 2022 | 16:46 WIB
Korban Kasus Penipuan Sapi Kurban di Bukittinggi Desak Polisi Tangkap Pelaku
Korban Kasus Penipuan Sapi Kurban di Bukittinggi Desak Polisi Tangkap Pelaku. [Antara]

SuaraSumbar.id - Korban kasus penipuan pengadaan sapi kurban Idul Adha 1443 Hijriah di Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), mendesak polisi menangkap pelaku.

Salah seorang korban Edward mengatakan, hingga saa ini belum ada titik terang soal keberadaan ALD.

"Tentunya kami mendesak dan berharap kasus ini segera terungkap, pelaku cepat ditemukan," katanya melansir Antara, Minggu (28/8/2022).

Edward mengalami kerugian sebanyak lima ekor sapi dari yang dijanjikan pelaku.

Baca Juga:Kuatnya Ferdy Sambo Jadi Alasan Putri Candrawathi Belum Ditahan?

Selain terus menunggu pencarian dari kepolisian, dirinya menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah serta perantau Minang di luar daerah untuk mencari pelaku.

"Harus dipersempit ruang gerak pelaku ini, kasus ini tidak main-main. Yang dirugikan adalah banyak orang," katanya.

Ia berharap kepolisian segera menemukan pelaku yang hingga kini ternyata belum menjadi Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh petugas.

Korban lainnya dari pengurus Mushala Baitul Jannah, Zulfikri Il Galiano menyampaikan keheranannya dengan belum dijadikannya pelaku sebagai DPO oleh kepolisian.

"Semoga segera di-DPOkan agar banyak pihak yang terlibat nantinya memburu pelaku ini, sudah 50 hari pelaku ALD ini kabur, kami masih menunggu kabar baik dari kepolisian," kata dia.

Baca Juga:SMRC: Masih Ada Kepercayaan dari Publik, Pemerintah Bisa Cegah Indonesia Alami Kondisi seperti Sri Lanka

Hingga saat ini petugas kepolisian baru mengungkap mendapatkan petunjuk dari ditemukannya sepeda motor milik korban di daerah Tanah Datar.

"Belum, pelaku belum berstatus DPO, kami masih mengejar yang bersangkutan, mohon informasi dari masyarakat," kata Wakapolres Bukitinggi, Kompol Suyatno.

Pelacakan dari telpon genggam pelaku sulit dilakukan karena pelaku diketahui tidak pernah lagi menggunakan jaringan seluler.

"Bahkan ia tidak pernah menghubungi istrinya sendiri, koneksi yang digunakan sepertinya wifi, kami terus melacak," kata Suyatno.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

lifestyle | 13:50 WIB
Tampilkan lebih banyak